jpnn.com, JAKARTA - Pemain sepak bola di Indonesia banyak yang menyambung hidup dengan bermain sepak bola antarkampung (tarkam) di daerah mereka saat kompetisi vakum.
Melihat kondisi itu, manajemen Arema FC termasuk yang memberikan ultimatum kepada para pemainnya.
BACA JUGA: Arema FC Keluarkan Peringatan Bagi Pemain yang Ingin Berlaga di Kompetisi Tarkam
Bukan ultimatum larangan, tetapi lebih kepada antisipasi andai ada pemain yang cedera.
Manajemen tim berjuluk Singo Edan menegaskan tak akan menanggung biaya perawatan dan pengobatan kalau pemain tersebut mengalami cedera dalam laga tarkam.
BACA JUGA: Sriwijaya FC Diminta Jor-joran Belanja Pemain dan Pertahankan Beto Goncalves
"Saya sudah menyampaikan kepada tim pelatih. Kami tidak bisa melarang pemain ikut tarkam ketika libur seperti ini. Tetapi jika sampai mereka mengalami cedera saat tarkam, itu bukan menjadi tanggung jawab klub," ungkap General Manager Arema FC Ruddy Widodo.
Dia memaklumi kalau pemain mencari penghasilan tambahan.
BACA JUGA: Selamat Buat Arema FC!
Pasalnya, selama kompetisi ditunda, gaji yang mereka terima tak bisa full.
Sesuai aturan dari PSSI, gaji maksimal yang bisa diberikan oleh klub kepada awak tim hanya 25 persen.
Besaran tersebut sesuai dengan surat keputusan (SK) PSSI terbaru bernomor SKEP/69/XI/2020. Kebijakan itu berlaku dari Oktober sampai Desember nanti.
"Jumlah 25 persen itu kalau bayarannya Rp100 juta ke atas masih bisa dirasakan. Namun kalau bayarannya kecil ya nangis. Yang penting, hati-hati," tandasnya. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad