jpnn.com, MADRID - Manchester City harus tersingkir dari Liga Champions dengan cara menyakitkan. Pep Guardiola turut menyinggung satu penyelesan terbesarnya.
Bertandang ke markas Real Madrid di Santiago Bernabeu, Kamis (5/5) dini hari WIB, City datang dengan kepercayaan diri tinggi berbekal kemenangan 4-3 pada leg pertama.
BACA JUGA: Timnas U-23 Indonesia vs Vietnam: Siapa Gantikan Asnawi Mangkualam dan Elkan Baggott?
Gabriel Jesus cum suis, bahkan semakin di atas angin setelah membobol gawang Madrid pada menit 73' lewat aksi Riyad Mahrez.
Sayang, kemenangan yang sudah di depan mata buyar dalam dua menit. Ya, Real Madrid mampu bangkit berkat brace Rodrygo Goes (90' dan 90+1').
BACA JUGA: Ada Doa Mohamed Salah di Balik Lolosnya Real Madrid ke Final Liga Champions
Laga pun dilanjutkan ke babak extra time karena agregat sama kuat 5-5. Nahas, petaka menghampiri City ketika Kyle Walker menjatuhkan Karim Benzema di kotak terlarang. Tanpa pikir panjang, wasit langsung menghadiahi penalti kepada Madrid.
Benzema yang maju sebagai eksekutor mampu mengelabui kiper Man City Ederson Moraes sekaligus membuat Madrid unggul 3-1. Skor tersebut bertahan hingga laga bubur. El Real berhak lolos ke partai puncak dengan agregat 6-5.
BACA JUGA: Bawa Real Madrid Hajar Man City, Karim Benzema Sejajar Cristiano Ronaldo
Seusai laga, Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengungkapkan satu penyelesan terbesarnya. Pria asal Spanyol itu merasa laga kontra Madrid merupakan duel yang sangat kejam.
"Ya (terasa kejam, red). Kami merasa sudah dekat (ke final), tetapi kami tidak bisa mencapainya," ungkap Guardiola dinukil dari laman BBC.
Ini menjadi kekalahan keenam Pep Guardiola di semifinal Liga Champions. Sebelumnya, pelatih kelahiran 18 Januari 1971 itu juga gugur di empat besar pada 2009/10 dan 2011/12 bersama Barcelona serta 2013/14, 2014/15 dan 2015/16 dengan Bayern Munchen.(mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib