jpnn.com, MANCHESTER - Manchester City wajib memenangi pekan ke-37. Kemenangan dramatis 3-2 Liverpool atas Newcastle kemarin (5/5) membuat perebutan titel juara 2018-2019 tetap berlangsung hingga matchweek pamungkas Minggu (12/5) mendatang.
Dini hari nanti (7/5) City akan melakoni laga kandang terakhirnya musim ini. The Citizens bakal menjamu Leicester City di Etihad Stadium (siaran langsung MNCTV/beIN Sports 1 pukul 02.00 WIB).
BACA JUGA: MU Gagal Finis di 4 Besar, Arsenal di Ujung Tanduk, Chelsea Lolos ke Liga Champions
Poin absolut yang didapatkan Liverpool membuat tim asuhan Juergen Klopp itu memuncaki klasemen sementara dengan poin 94 atau unggul dua poin atas City. Kans City menggusur The Reds terbuka asal mengamankan tiga poin atas The Foxes dini hari nanti.
Foto: premierleague
BACA JUGA: Chelsea Salip Tottenham, Manchester United Gagal Lolos ke Liga Champions
Pelatih City Pep Guardiola dalam wawancara dengan Sky Sports kemarin mengatakan belum pernah menemukan lawan sesengit Liverpool dalam menjuarai titel domestik. Bahkan dibanding musim 2009-2010 dan 2010-2011 ketika mengungguli Real Madrid serta Jose Mourinho.
Di penghujung 2009-2010, Barca unggul tiga angka atas Real yang diarsiteki Jose Mourinho (99-96). Semusim kemudian margin poin melebar jadi empat (96-92). Kemudian 2011-2012, giliran Real yang memenangi La Liga dengan margin sembilan angka (100-91).
BACA JUGA: Menang Tipis dari Newcastle, Liverpool Gusur Manchester City
“Memenangi liga domestik selalu sulit namun kali ini rasanya luar biasa. Apalagi melihat pencapaian musim lalu dimana kami mencapai 100 poin lebih,” tutur Guardiola.
Pelatih yang mempersembahkan empat gelar dalam tiga musimnya itu memuji determinasi Liverpool dan Klopp dalam memberikan tekanan pada timnya. Tak seperti musim lalu ketika berkompetisi dengan tetangganya, Manchester United, pertarungan musim ini berjalan hingga matchweek 38. Padahal musim lalu, City sudah jadi juara di matchweek 33 karena United terjegal oleh West Brom dengan skor 0-1.
Nah, Guardiola meningkatkan ekstra kewaspadaannya kepada calon lawannya dini hari nanti. Bukan semata karena Leicester sukses menjegalnya pada paro pertama di King Power Stadium (26/12) dengan skor 2-3. Melainkan karena faktor penyerang Leicester Jamie Vardy.
Vardy hingga matchweek 37 ini sudah menghasilkan 18 gol dan masuk dalam lima besar daftar pencetak gol terbanyak Premier League. Dan dari 18 gol itu lima diantaranya bersarang di tim enam besar musim ini.
Statszone menambahkan fakta jika Vardy adalah momok buat tim enam besar. Sejak bergaung dengan Leicester dan bermain di Premier League musim 2013-2014 maka sudah 31 gol dilesakkan ke gawang tim enam besar. Atau 38,75 dari total golnya di Premier League.
(Baca Juga: Menang Tipis dari Newcastle, Liverpool Gusur Manchester City)
Rinciannya delapan gol ke gawang Arsenal, tujuh ke gawang Liverpool, lima gol ke gawang Spurs, empat ke gawang City dan United, serta tiga ke gawang Chelsea.
“Karier Jamie (Vardy) selama ini menunjukkan kualitas yang dipunyainya dan bukan semata melihat tren produktivitasnya dalam laga terakhir. Dia melakukan hal yang luar biasa di liga ini,” puji Guardiola.
Pelatih 48 tahun tersebut punya memori buruk kepada Vardy. Pada pertemuan perdana lawan Leicester di musim pertamanya (2016-2017) lalu, penyerang 32 tahun itu membukukan hat-trick dan membawa Leicester menang 4-2. Dan hanya Chelsea yang punya rekor menang lebih banyak menang lawan Guardiola di Premier League ini. Guardiola kalah tiga kali lawan Chelsea sementara lawan Leicester dua kali.
Kemudian adanya pelatih pengganti Claude Puel yakni Brendan Rodgers memberikan angin berbeda buat klub yang dimiliki oleh pengusaha asal Thailand Aiyawatt Srivaddhanaprabha. Diantara sepuluh laga Rodgers bersama Leicester, pelatih asal Irlandia Utara itu menang lima kali, seri, dan dua kali kalah. “Rodgers membuat Leicester bukan lagi tim yang mengandalkan serangan balik. Leicester kini tak takut untuk melakukan kontrol atas lawan mereka,” tambah Guardiola.
Rekor pertemuan Rodgers versus Guardiola juga seru. Selagi masih menangangi Celtic, Rodgers dua kali menahan imbang City di fase grup Liga Champions 2016-2017. Di markas City. Celtic bermain seri 1-1. Kemudian di kandang Celtic, giliran City membendung tuan rumah dengan skor 3-3.
(Baca dong: MU Gagal Finis di 4 Besar, Arsenal di Ujung Tanduk, Chelsea Lolos ke Liga Champions)
Sementara itu, Rodgers mengatakan kepada Goal kekuatan City dari musim ke musim sejak kedatangan Guardiola jauh lebih stabil. Jika pada musim perdananya Guardiola gagal mendapat trofi maka di musim berikutnya Guardiola membayarnya lunas.
“Kami akan bertempu dengan mati-matian. Bukan untuk tim lain namun untuk tim ini sendiri,” ucap Rodgers. Ya, sebagai mantan pelatih Liverpool 2012-2015, Kopites berdoa Rodgers bisa membantu mereka juara untuk pertama kalinya sejak 29 tahun terakhir. (dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersisa 9 Pemain, Tottenham Hotspur Kalah Dramatis di Kandang Bournemouth
Redaktur & Reporter : Adek