Manchester United Vs Arsenal: Mourinho Tak Punya Banyak Opsi

Rabu, 05 Desember 2018 – 16:55 WIB
Jose Mourinho (tengah). Foto: AFP

jpnn.com, MANCHESTER - Duel Manchester United vs Arsenal di Old Trafford, Kamis (6/12) dini hari membuat Jose Mourinho dalam tekanan.

Si pelatih MU asal Portugal itu tak punya banyak pilihan saat rival berat sekelas Arsenal datang. MU akan menjamu lawan yang tak kalah di antara 19 pertandingan.

BACA JUGA: Timnas Pelajar Lolos Semifinal Bali IFC U-15 Menpora Cup

Dua pemain sudah pasti absen, enam lainnya diragukan kondisinya, dan satu wajib menepi karena akumulasi. Dari 26 pemain yang dimiliki Setan Merah, otomatis hanya 15 pemain yang siap pakai.

Situasi yang rumit itu membuat Mourinho menolak memberikan perkembangan terkini timnya. Pria asal Setubal itu memilih berteka-teki tentang kondisi Chris Smalling, Eric Bailly, Phil Jones, Luke Shaw, Marcus Rashford, dan Matteo Darmian.

BACA JUGA: Persija Akhirnya Bisa Jamu Mitra Kukar di SUGBK

“Melihat laga selanjutnya, saya katakan kalau tim ini kesulitan dalam menentukan siapa yang bisa bermain. Kami akan melakukan adaptasi, kompensasi untuk membuat keseimbangan tim,” kata Mourinho kepada MUTV kemarin (4/12). “Saya percaya kami akan punya spirit bertarung dan memenangi laga,” tambah pria berusia 55 tahun itu.

Setelah hasil imbang 2-2 lawan Southampton Sabtu (1/12) lalu, Mourinho menang dihujat karena pilihan strateginya. Misalnya meniru tiga bek ala Southampton yang ternyata tak sukses. Tertinggal 0-2 di 20 menit awal, United kemudian menyamakan kedudukan.

BACA JUGA: Tumbangkan UNJ, UBL Juara LIMA Futsal Jakarta Raya

“Tidak sama sekali, skuat kami tidak dalam kondisi bagus,” ujar Mourinho tentang kondisi timnya pada MUTV. Kondisi ini yang kemudian memunculkan spekulasi soal tiga bek dan pemain yang sama ketika lawan Southampton. Yakni Scott McTominay, Phil Jones, dan Nemanja Matic.

“Saya juga tak akan menyebutkan perkembangan paling baru pemain saya kepada kamu. Saya ingin Arsenal TV membuat pertanyaan yang sama namun mereka tak melakukan hal itu, mereka menyembunyikan semuanya secara internal,” ucap Mourinho pada MUTV. “Jadi kenapa saya harus menjawab pertanyaanmu, kenapa saya sebaiknya memberikan semua (informasi) padamu,” tambah bapak dua anak itu dengan sebal.

Manchester Evening News menulis dengan kondisi bek yang terbatas sebaiknya United menyetop kebiasaan meniru skema permainan lawan. Seperti saat lawan Southampton lalu.

Arsenal musim ini ketika tampil dengan tiga mencapai persentase kemenangan sampai 100 persen. Tiga kali skema tiga bek, tiga kali menang. Sedangkan United tiga kali memakai tiga bek, tak satupun dimenangi.

Jika United dan Mourinho dalam kondisi yang amburadul maka tidak demikian dengan Arsenal. Kemenangan 4-2 atas Tottenham Hotspur Minggu (2/12) lalu memberikan konfidensi tinggi buat anak asuh Unai Emery itu.

Jelang laga lawan United ini, The Gunners juga kehilangan satu pemain karena akumulasi. Kalau United harus meminggirkan nama Ashley Young karena kena lima kartu kuning, maka di kubu Arsenal ada nama Granit Xhaka.

Top skor Premier League yang juga penyerang Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang kepada Sky Sports mengatakan jika kondisi timnya sangat positif. Menang di Derby London Utara melipatkan motivasi tim.

“Kami akan menatap pertandingan di Old Trafford dengan rasa optimistis. Seperti ketika menghadapi Spurs, kami akan berusaha meneruskan tren positif di laga selanjutnya,” tutur Aubameyang.

Pelatih Arsenal Unai Emery kepada ESPN mengatakan tantangan selanjutnya setelah menang dari Spurs akan lebih besar. United yang tim tersukses di Premier League bagaimanapun tetap bisa menebarkan teror.

“Ini tantangan kami selanjutnya, mereka sangat kuat. Dan ini memberikan motivasi kepada saya untuk terus mengembangkan tim saya menghadapi mereka,” ucap Emery.

Pundit ESPN Mark Ogden menulis jika respon yang ditunjukkan Emery dan Mourinho sebagai suksesor pelatih legendari di masing-masing klub sangatlah berbeda.

Menurut Ogden, Emery di tahun pertamanya sebagai pengganti Arsene Wenger yang berkuasa 22 tahun tidak terlalu banyak mengeluh. Emery memaksimalkan potensi yang ada dan menunjukkan bagaimana pemain pekerja keras akan mendapatkan tempat dalam tim.

Sedangkan Mourinho yang mengembangkan manajemen konflik dalam tim buat membangun tim lebih baik membuat para pemain resah. Secara bergiliran, Mourinho menunjuk para pemain yang kurang ngotot di lapangan dan kehilangan respek antarpemain. (dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BWF World Tour Finals: Greysia/Apriyani Harus ke Semifinal


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler