jpnn.com - Setelah hamil dan melahirkan, wanita butuh nutrisi cukup untuk menunjang pemulihan. Apalagi, perjuangan masih terus berlanjut karena mesti menyusui. Ada beberapa sumber makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu menyusui karena berbagai manfaatnya. Salah satunya adalah telur.
Untuk dapat memulihkan tubuh dan menghasilkan ASI yang berkualitas, ibu harus mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi lengkap. Jika tidak, tubuh akan merampas cadangan nutrisi untuk diolah dan dikeluarkan sebagai ASI.
BACA JUGA: Manfaat Sayuran Pahit untuk Ibu Menyusui
Akibatnya, ibu menyusui akan mengalami badan lemas, malnutrisi, dan mudah terserang penyakit. Bahkan, ibu menyusui juga rentan mengalami osteoporosis (pengeroposan tulang) dan patah tulang di usia senja akibat cadangan kalsium yang diambil untuk ASI.
Supaya nutrisi ibu menyusui bisa tetap terpenuhi meski sibuk mengurus bayi dan rumah tangga, masukkan telur ke dalam menu harian. Pasalnya, telur mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui.
BACA JUGA: Penyebab dan Cara Mengatasi Puting Gatal saat Menyusui
Kandungan nutrisi dalam telur
Telur ayam adalah jenis yang paling umum dikonsumsi sehari-hari. Telur ayam kaya akan protein, vitamin, dan mineral yang sangat penting untuk menunjang kesehatan ibu menyusui dan bayi.
BACA JUGA: Ibu Menyusui di Tempat Umum, Bayi Rentan Kena Penyakit?
Menurut sebuah buklet “Tanya Jawab Seputar Telur Sumber Makanan Bergizi” yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, wanita hamil dan menyusui memerlukan tambahan gizi yang dapat dicukupi dengan makan dua butir telur setiap hari. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan janin dan pembentukan ASI.
Kandungan gizi dalam 100 gram telur ayam segar antara lain:
Kalori: 162,0 kkal (utuh), 361,0 kkal (kuning telur), 50,0 kkal (putih telur)
Protein: 12,8 gram (utuh), 16,3 gram (kuning telur), 10,8 gram (putih telur)
Lemak: 11,5 gram (utuh), 31,9 gram (kuning telur), 0,0 gram (putih telur)
Karbohidrat: 0,7 gram (utuh), 07, gram (kuning telur), 0,8 gram (putih telur)
Kalsium: 54,0 gram (utuh), 147,0 gram (kuning telur), 6,0 gram (putih telur)
Fosfor: 180,0 gram (utuh), 586,0 gram (kuning telur), 17,0 gram (putih telur)
Vitamin A: 900,0 SI atau IU (utuh), 2.000,0 SI (kuning telur), 0,0 SI (putih telur)
Vitamin B: 0,1 SI (utuh), 0,27 SI (kuning telur), 0,0 SI (putih telur)
Protein berguna untuk membentuk otot yang kuat serta menggantikan otot yang mengalami kerusakan saat hamil dan melahirkan. Selain itu, protein pada telur juga penting untuk sel saraf di otak.
Vitamin A, B12, dan selenium yang juga terkandung dalam telur juga penting untuk sistem pertahanan tubuh, agar ibu menyusui tidak mudah sakit meski harus sering begadang mengurus bayi.
Telur juga mengandung kolin, yang bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
Lutein dan zeaksantin—dua antioksidan yang juga bisa didapat dari telur—diketahui baik untuk menjaga kesehatan mata.
Selain itu, berbagai vitamin yang ada dalam telur bisa membantu produksi energi agar ibu tetap sehat dan kuat menjalani akitivitas sehari-hari.
Beragam manfaat tersebut bisa didapat dengan mengonsumsi telur secara rutin dan teratur. Anda tidak perlu khawatir dengan anggapan bahwa telur bisa memicu munculnya bisul dan memiliki kandungan kolesterol jahat.
Tak perlu khawatir akan kolesterol tinggi dan bisul
Sebutir telur hanya mengandung 260 mg kolesterol. Jumlah tersebut tidak menaikkan kadar kolesterol dalam darah. Faktanya, jumlah kandungan tersebut masih bisa ditoleransi karena tubuh manusia membutuhkan kolesterol antara 1.000-1.500 mg. Jadi, persepsi makan telur bisa bikin kolesterol tinggi sangat tidak tepat.
Bagaimana dengan anggapan bahwa konsumsi telur setiap hari bisa bikin bisulan? Lagi-lagi itu adalah anggapan yang salah. Kasus bisulan bersifat sangat individual. Bisulmerupakan suatu peradangan pada kulit yang biasanya mengenai folikel rambut dan disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Nah, untuk ibu menyusui, jangan ragu untuk konsumsi telur selama masa menyusui. Asalkan dikonsumsi dalam batas wajar, secara rutin dan teratur, kebutuhan nutrisi selama menyusui akan senantiasa terpenuhi, sehingga ASI yang dihasilkan sepenuhnya berkualitas.(NB/RN/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy