Jenazah almarhum kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. "Di saat-saat terakhir, bapak berpesan kepada keluarga agar senantiasa hidup rukun," kata putra kedua Kharis Suhud, Harry Santoso, di rumah duka, Jalan Pati Unus, Jakarta Selatan, Senin (20/8).
Mantan ketua Fraksi ABRI (1982"1987) itu selama sebulan sebelumnya dirawat di rumah sakit karena menderita komplikasi sejumlah penyakit. Yaitu, penyakit jantung, liver, dan ginjal. "Kami seluruh keluarga ikhlas, semoga bapak mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," imbuh Harry.
Mantan duta besar RI untuk Thailand itu meninggalkan empat anak dan delapan cucu. Istrinya, Sri Sukarsi, terlebih dahulu meninggal pada 2005.
Wakil Ketua MPR Hadjriyanto Tohari menyatakan, Kharis merupakan salah satu figur pemimpin bangsa yang santun. Meski berlatar belakang militer, tokoh kelahiran Madiun, 10 April 1925, itu dikenal sangat soft dalam menangani persoalan-persoalan bangsa. "Tidak pernah beliau menggunakan pendekatan keras, melainkan selalu persuasif," ujar Hadjriyanto.
Selain itu, menurut politikus Partai Golkar tersebut, Kharis dikenal sebagai sosok yang bersih. Selama memegang sejumlah jabatan, dia tidak pernah terkait dengan kasus-kasus penyalahgunaan kekuasaan. "Pak Kharis Suhud beda dengan pemimpin-pemimpin bangsa sekarang, yang begitu gampang terkait dengan perkara-perkara korupsi," imbuhnya.
Di mata Hadjriyanto, Kharis juga seorang yang sangat berwawasan kebangsaan dan patriot sejati. Hadjriyanto mengatakan, di usia yang sudah lanjut, Kharis juga termasuk yang selalu hadir untuk memenuhi undangan perayaan Hari Konstitusi/HUT MPR yang diperingati setiap 18 Agustus. "Kami juga berdoa semoga Allah menempatkan arwahnya di tempat yang mulia di sisi-Nya," pungkasnya. (dyn/bay/c11/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Murdaya Poo Ogah Bicarakan Soal Hartati
Redaktur : Tim Redaksi