jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengaku tak menyangka kontestan bernomor urut 2 di Pilpres 2024 Prabowo Subianto yang juga menteri pertahanan atau menhan justru tampil kurang meyakinkan pada Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 pada Minggu (7/1/2024) malam.
Mantan sekretaris militer kepresidenan itu menganggap Prabowo tidak menguasai persoalan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik sebagai tema dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut.
BACA JUGA: TB Hasanuddin: Menkominfo Kalau Partisan Salah Satu Capres, Lebih Terhormat Mundur
"Saya kira debat capres kali ini dengan tema soal hankam dan politik luar negeri akan menjadi panggung kemenangan bagi Capres Prabowo Subianto yang juga menteri pertahanan, tetapi ternyata beliau tidak tahu apa-apanya,” ujar Hasanuddin melalui layanan pesan, Senin (8/1/2024).
Legislator PDI Perjuangan di Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR itu menegaskan seharusnya Prabowo yang sudah menjadi menhan selama empat tahun lebih bisa menjadi bintang dalam debat tersebut.
BACA JUGA: TB Hasanuddin Kecewa Dengar Pernyataan Prabowo Menyikapi Isu Papua Saat Debat Capres
Hasanuddin menegaskan semestinya Prabowo mampu memberikan penjelasan secara secara gamblang dan terperinci tentang sistem pertahanan yang efektif, anggaran pertahanan yang ideal, hingga model pengadaan alutsista sesuai UU Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan.
Namun, Hasanuddin menilai kualitas Prabowo dalam debat itu justru berada di bawah dua capres lainnya.
BACA JUGA: Prabowo Banyak Setuju dengan Ganjar, Singgung Pemimpin Banyak Omong
“Jauh di bawah lawan debatnya baik capres nomor 1 (Anies Baswedan) maupun capres nomor 3 (Ganjar Pranowo, red),” imbuh Hasanuddin.
Pensiunan tentara dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu juga menyoroti ketidakmampuan Prabowo menjelaskan rencana strategis atau renstra tentang kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF) alutsista yang tidak sampai level 70 persen.
Hasanuddin juga menyoroti jawaban Prabowo soal pengadaan pesawat tempur Mirage bekas dari Qatar.
Sekretaris militer kepresidenan di era Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengutip argumen Prabowo soal Mirage bekas masih bida digunakan hingga 15 tahun ke depan.
Menurut Hasanuddin, Qatar membeli pesawat temput buatan Prancis itu pada 1997. Bila dihitung hingga 2024, katanya, usia jet tempur itu sudah 27 tahun.
“Jadi, pesawat Mirage itu layak digunakan hanya tiga tahun. Ini, kan, pernyataan kontradiktif yang Prabowo ucapkan sendiri dalam debat itu,” tambah mantan tentara lulusan sekolah staf dan komando (sesko) di Prancis tersebut.
Hasanuddin menyebut hal itu menunjukkan Prabowo tidak memahami perincian anggaran, renstra MEF, dan hal pokok lainnya di bidang pertahanan.
“Ini seharusnya dijelaskan dengan gamblang, tetapi seolah-olah Prabowo tidak paham dan gagal sebagai menhan,” tutur Hasanuddin.
Abiturien AKABRI 1974 itu punya pendapat sendiri soal mengapa Prabowo tidak paham soal anggaran dan renstra alutsiste untuk MEF.
“Selama empat tahun menjadi menhan, beliau (Prabowo, red) hanya datang beberapa kali saja rapat dengan Komisi I DPR,” kata Hasanuddin.
Selain itu, Hasanuddin juga mengkritisi pernyataan Prabowo oal TNI berada langsung di bawah presiden.
“Sekarang ini TNI di bawah Kemenhan," ucap Hasanuddin.(ast/jpnn.com)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Sebut Bung Karno Juga Pakai Alutsista Bekas, Hasto PDIP: Sepertinya Keliru
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi