jpnn.com, SRAGEN - Selepas magrib Minggu (30/4) kemarin, kediaman Suparman Sodimejo di Dukuh Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, ramai dikunjungi tetangga. Suparman telah meninggal dunia.
Pria yang lebih dikenal dengan panggilan Mbah Gotho itu meninggal dalam usia 146. Ya, Mbah Gotho adalah manusia tertua di dunia. Mbah Gotho meninggal sekitar pukul 17.30 dan akan dimakamkan hari ini.
BACA JUGA: Selamat Ulang Tahun ke-146, Mbah Gotho
”Benar beliau (Mbah Gotho,Red) meninggal karena memang usia lanjut. Meninggal di rumahnya, ditemani cucu-cucunya. Rapat pihak keluarga akan dimakamkan besok (hari ini, Red),” ujar Camat Sambungmacan Joko Suratno kepada Jawa Pos Radar Solo.
Sebelumnya, Mbah Gotho sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soehadi Prijonegoro Sragen karena tidak mau makan. Setelah beberapa hari dirawat di ruang Wijaya Kusuma nomor 10, kondisi Mbah Gotho membaik dan diperbolehkan pulang. Namun, ternyata Tuhan berkehendak lain.
Sebelumnya, hasil pemeriksaan medis, kadar hemoglobin Mbah Gotho turun. Oleh dokter yang merawatnya Lulus, Mbah Gotho diberikan transfusi darah sebanyak dua kantong. “Untuk meningkatkan kadar hemoglobin,” jelas Lulus.
Suryono, cucu Mbah Goto menuturkan, kakeknya tidak banyak mengeluh sakit selain hanya merasa lemas. “Sudah kami minta untuk tidak merokok,” ujarnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen Wahyu Lwiyanto belum bisa memastikan validitas usia Mbah Gotho. Dispendukcapil tidak menemukan dokumen pendukung data kependudukan yang mencatat kelahiran Mbah Gotho.
Sedangkan KTP yang dikeluarkan hanya berpegangan pada pengakuan Mbah Gotho sendiri. Petugas dispendukcapil Sragen juga kesulitan memasukkan input data kependudukan Mbah Gotho karena sistem pencatatan tahun kelahiran yang terlama di Sragen hanya sampai 1900.
Mbah Gotho. Foto: AHMAD KHAIRUDIN/RADAR SOLO
”Input data kependudukan yang tercantum mulai tahun 1900. Makanya kami hanya berpedoman pada pengakuan Mbah Gotho.
Berdasar pengakuan Mbah Gotho, saat pendirian pabrik gula Gondang, dirinya sudah berusia sepuluh tahun dan ikut menunggu di lokasi proyek. Pabrik gula tersebut dibangun pada 1880.
Suryanto, cucu Mbah Gotho mengatakan, kakeknya ini sudah mempersiapkan kematiannya sejak berusia 122 tahun. Mbah Gotho telah hidup lebih lama dari sepuluh saudara, dan empat istrinya. Yang terakhir meninggal sekitar tahun 1988. (din/wa/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek