Sebagaimana dilansir Globo, proses rekonstruksi stadion berkapasitas 85 ribu penonton itu sempat terganggu karena overbujet. Yakni, dari 705 juta reais (mata uang Brasil) atau Rp 3,3 triliun menjadi lebih dari satu miliar reais (Rp 4,6 triliun).
Delta Construcao sebagai salah satu perusahaan konstruktor stadion pun mengundurkan diri karena merasa tidak mampu memenuhi sumber dana yang dibutuhkan. Tapi, masalah dana itu teratasi setelah salah satu pebisnis ternama Brasil, Carlos Ramos atau yang biasa dikenal dengan nama Carlinhos Cachoeira, turun tangan.
Pengerjaan stadion yang paling banyak menyedot anggaran adalah merehab sekaligus membangun atap baru. Atap lama stadion yang dibangun sejak 1948 itu kondisinya menang tidak cukup baik karena dimakan usia. Atap baru nanti juga akan membuat semua tempat duduk terlindungi dari hujan.
"Tuntasnya atap stadion merupakan kunci utama rekonstruksi Maracana bisa selesai tepat waktu," kata Frank Molter, CEO Hightex atau perusahaan yang mengerjakan atap Maracana.
Hightex merupakan perusahaan yang selalu terlibat dalam rekonstruksi stadion utama di dua edisi PD sebelumnya. Di antaranya merenovasi Olympiastadion di Berlin (PD 2006) dan Soccer City di Johannesburg (PD 2010). Selain atap stadion, rekonstruksi vital Maracana lainnya adalah membuat tribun penonton lebih dekat dengan lapangan (14,4 meter).
Di PD 2014, Maracana tidak hanya menggelar partai final. Stadion yang juga akan menjadi venue utama Olimpiade maupun Paralympic 2016 tersebut akan menyelenggakan empat laga di fase grup, serta masing-masing satu laga di babak 16 besar dan perempat final. (dns/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eksperimen ala Prandelli
Redaktur : Tim Redaksi