KEBERADAAN pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, kian merajalela. Di sepanjang trotoar dan separuh badan jalan dipakai PKL untuk berdagang. Akibatnya, Jalan Basuki Rachmat selalu macet setiap hari.
Ironisnya, petugas Sudin Perhubungan Jakarta Timur yang menegur PKL agar tidak menempati badan jalan malah dilempari botol air mineral. Sebaliknya, sajuh ini belum ada tindakan penertiban dari Satpol PP.
Pasar Gembrong, awalnya merupakan binaan oleh instansi terkait. Hanya saat ini telah ditutup karena izinnya tidak diperpanjang. Kendati begitu jumlah PKL malah membludak. Trotoar dan pinggir jalan, seluruhnya telah terisi oleh lapak dan parkir kendaraan liar. Barang dagangan yang dijajakan PKL variatif, mulai dari aneka mainan anak-anak, karpet permadani, buah-buahan hingga makanan dan minuman ringan.
Setiap hari, pedagang menggelar lapak dari pukul 06.00 hingga 19.00. Banyaknya lapak yang digelar di badan jalan, memicu terjadinya kemacetan lalulintas. Terlebih banyak kendaraan sepeda motor dan mobil yang diparkir begitu saja di daerah larangan parkir. Padahal setiap hari di kawasan ini disiagakan petugas Sudin Perhubungan namun nyatanya tak mengurangi tingkat kemacetan lalulintas. Sebab jumlah PKL nya terus bertambah sehingga secara otomatis jumlah parkir liarnya pun bertambah.
Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jakarta Timur, Budi Sugiantoro, mengatakan, setiap hari ada 14 anggotanya ditugaskan untuk menjaga kawasan Pasar Gembrong. Petugas tersebut mengatur lalulintas di Jalan Basuki Racmat. Banyak tantangan yang dihadapi anggotanya setiap saat bertugas di kawasan tersebut.
Seperti saat meminta pedagang untuk tidak menggelar lapaknya di badan jalan, malah dilawan oleh PKL. Tak jarang anggotanya dilempari botol air mineral oleh PKL secara sembunyi-sembunyi. Kendati begitu pihaknya tetap mengatur lalulintas agar tidak terus dililit kemacetan.
"Kalau ditegur agar tidak jualan di jalan, mereka malah dengan enteng bilang, ini bukan urusan bapak, silahkan jalan saja. Bahkan anggota kami dilempari botol air mineral secara sembunyi-sembunyi oleh PKL. Penertiban PKL itu memang bukan tupoksi kami tapi PKL harusnya pahami bahwa akibat ulah mereka, jalanan menjadi macet dan yang rugi pengguna jalan lainnya," ujar Budi Sugiyantoro, Jumat (4/5).
Budi menyebutkan, ke-14 personil yang diterjunkan di kawasan Pasar Gembrong ini bekerja dalam dua shif. Mereka bekerja mulai dari pukul 09.00-18.00. Tugasnya adalah mengatur kondisi lalulintas di kawasan tersebut. Kemudian melarang setiap kendaraan yang akan parkir di kawasan terlarang di daerah tersebut.
Terkait hal tersebut, Kepala Satpol PP Jakarta Timur, Syahdonan, berjanji akan menertibkan seluruh PKL yang ada di kawasan Pasar Gembrong tersebut pekan depan. Sebenarnya PKL itu telah berulangkali ditertibkan namun saat petugas lengah, mereka memanfaatkannya untuk berjualan kembali. Pihaknya juga meminta pada masyarakat sekitar untuk melaporkan jika PKL masih marak dan memicu terjadinya kemacetan lalulintas.
"Lihat saja nanti, mereka pasti akan kita tertibkan semua. Aturan mainnya kan jelas, PKL dilarang menempati badan jalan atau trotoar karena hal itu mengganggu ketertiban umum dan ini melanggar Perda nomor 08 tahun 2007 tentang ketertiban umum. Kami juga sudah seringkali menertiban PKL namun saa petugas lengah, dimanfaakan PKL untuk turun ke jalan lagi," tegasnya. (dni/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Artis Senior Dampingi Pak Raden Temui Foke
Redaktur : Tim Redaksi