jpnn.com - Shin Tae Yong tidak lagi menjabat sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Kabar pemecatan juru taktik yang sudah 4,5 tahun memimpin Skuad Garuda itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir.
Figur pelatih asal Korea Selatan itu banyak memotivasi para pemain yang berlaga di Liga 1 Indonesia. Tak ayal, banyak anak asuhnya yang merasa kehilangan sosok berakronim STY tersebut.
BACA JUGA: Persib Bandung Juara Paruh Musim Liga 1, Marc Klok Memilih Pakai Ilmu Padi
Gelandang Persib Marc Klok menjadi salah satu nama yang sempat menjadi andalan STY. Dia pemain yang paling sibuk pada periode 2022 sampai awal 2024.
"Sepak bola begini, hidup juga begini, ada orang yang datang dan ada yang pergi. Ada sukses, ada tidak sukses. Namun, yang penting mungkin kenangan, saya hormati keputusan Pak Erick (Thohir) dengan federasi (PSSI)," kata Klok, Selasa (7/1/2025).
BACA JUGA: Petuah Marc Klok kepada Timnas Indonesia saat Menghadapi Jepang
Klok pun mengenang banyak memori yang terangkai selama dilatih oleh STY. Menurutnya, STY adalah pelatih yang pertama kali memberi kepercayaan untuk membela merah putih.
Dia bahkan tak ragu untuk dinaturalisasi demi bisa menjadi bagian dari Skuad Garuda Indonesia.
BACA JUGA: PSSI Pecat Shin Tae Yong, Ivar Jenner tak Bisa Lupakan Momen Ini
"Memori yang baik adalah mungkin dia yang pertama memanggil saya ke tim nasional. Semua tahu perjalanan saya, dia sangat percaya Klok," ujarnya.
"Waktu itu kami main Piala Asa dan Sea Games juga, kami dapat medali. Memori di Kuwait, saya cetak gol penalti penentu untuk lolos ke Piala Asia. Ini kenangan sangat baik dan saya selalu punya memori indah waktu itu," sambung dia.
Selama diasuh STY, Klok punya banyak pelajaran yang bisa diserap dan dijalankan hingga kariernya kini di Persib.
Salah satu yang diterapkan Klok ialah setiap pemain harus bisa mengambil keputusan tepat dan cepat terhadap berbagai situasi di lapangan.
Dia juga belajar tentang ide teknis sepak bola yang dimainkan, hingga mampu membawa Timnas Indonesia mencatat sejarah-sejarah penting, seperti masuk ronde ketiga Kualifikasi Piala 2026.
"Mungkin saya belajar dari banyak momen itu adalah kecepatan di pertadingan, keputusan dengan bola, one touch play, melepaskan operan dan langsung bergerak untuk menjadi orang ketiga."
"Mungkin ini adalah hal yang teknis dan saya belajar di tim nasional," ungkapnya. (mcr27/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina