jpnn.com, BURIRAM - Direktur Teknis Honda Takeo Yokoyama menggambarkan Marc Marquez sebagai seseorang dari planet lain setelah pembalap berusia 26 tahun itu memastikan gelar juara dunia MotoGP 2019 di Buriram, Thailand, Minggu (6/10).
Itu merupakan gelar juara dunia MotoGP yang keenam buat Marquez. Empat kali beruntun dan Marquez sudah mengoleksi delapan titel juara dunia balap motor, termasuk dua di kelas Moto2 dan 125 cc.
BACA JUGA: Cuplikan Lap Terakhir ThaiGP, Klasemen & Rapor Marc Marquez Si Juara Dunia 2019
"Tahun ini sangat fantastis, karena ini musim yang sulit. Mungkin orang di luar berkata 'oh, kelihatannya mudah bagi Marc', tidak. Kami mencoba yang terbaik dari sisi teknik dan juga Marc mencoba yang maksimal dari sisi pengendara. Saya sangat menghargai seluruh tim, melakukan pekerjaan yang sangat fantastis dan selalu berkonsentrasi pada semua detail. Itulah mengapa hasil hari ini adalah simbol untuk musim ini. Kami mencoba, mencoba, mencoba, dan akhirnya kami memenangkan perlombaan, itu fantastis," ujar Yokoyama seperti dikutip dari Crash.
Dia menceritakan, di awal musim, tidak ada di dalam tim yang berani mengatakan Marc akan mempertahankan gelar.
BACA JUGA: Detik-Detik Kecelakaan Besar FP1 MotoGP Thailand, Marquez Sempat Tak Bisa Bernapas
"Kami tahu bahwa kami memiliki pengendara terbaik di dunia, dan kami memberinya kekuatan. Karena kekuatan, di tengah garis lurus, jika Anda tidak memiliki kekuatan, Anda tidak bisa melakukan apa pun. Bahkan pengendara terbaik di dunia juga tidak bisa apa-apa. Jadi kami berkonsentrasi di musim dingin untuk memberinya kekuatan sebanyak mungkin. Masalah datang, karena Marc tidak dalam kondisi fit (cedera di awal musim yang didapat setelah akhir 2018)," kata Yokoyama.
Tim Repsol Honda tidak menyangka, ketika tes pramusim, kondisi Marquez sangat jauh dari yang diharapkan. Marquez tidak bisa melakukan banyak putaran dalam tes, padahal tim sangat membutuhkan informasi pengembangan motor baru yang dipakai untuk 2019.
Bahkan, dua rider Honda yang mencoba, yakni Cal Crutchlow dan Jorge Lorenzo juga harus berjuang keras untuk beradaptasi.
Akhirnya, tim memutuskan untuk terus melakukan pengembangan dan berharap Marquez bisa beradaptasi. Hasilnya mengejutkan, Marquez memahami motornya dengan cepat dan mengubah gaya berkendaranya selama ini demi menyatu dengan motor.
"Setiap hari pada dasarnya saya mendapat kejutan, kejutan, kejutan. Dari statistik, saya kira bisa terlihat bahwa ini musim yang kuat untuk Marc. Bahkan, saya pikir dia masih bisa menang (di seri sisa). Saya tidak terlalu bagus untuk statistik, tetapi seingat saya dia selalu P1 atau P2. Ya, ini salah satu musim terbaik dia," pungkas Yokoyama. (adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek