Marcella Zalianty Merasa Dilecehkan

Jumat, 21 November 2008 – 11:03 WIB
Marcella Zalianty memberi keterangan kepada pers.
JAKARTA – Produksi film Lastri diendapkanJadwal tayang film yang dibintangi dan diproduseri artis Marcella Zalianty itu terpaksa mundur dari rencana semula, yaitu awal Januari 2009

BACA JUGA: Finalis Miss Celebrity 2008 Siap Berlaga

Dalam debutnya sebagai produser, Marcell –sapaan Marcella Zalianty– terancam merugi.

Pengendapan itu dilakukan setelah aktivitas awal syuting mereka di Desa Wedi, Surakarta, Solo, diprotes pihak tertentu
Mereka menganggap film yang disutradari Eross Djarot itu menyebarkan paham komunisme

BACA JUGA: Artis Papan Atas Tampil di Grandfinal MC

Selain itu, menurut mereka, Lastri dianggap mengadopsi isi buku Ita F
Nadia, Suara Perempuan Korban Tragedi ’65, yang berisi pengakuan sepuluh perempuan korban perkosaan pascaperistiwa 30 September 1965

BACA JUGA: Dhani Tak Urus Dewi Dewi

Pihak yang memboikot syuting Lastri menganggap film tersebut akan membuka luka lama.

Menanggapi hal itu, Eross mengatakan bahwa buku Ita hanya menjadi salah satu referensi dari sekitar 20 buku rujukan lain”Film ini bukan berisi paham komunismeKami adalah orang yang berlandaskan Pancasila,” tegas Eross seusai menemui Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Titi Said dan Ketua BP2N Deddy Mizwar di gedung Film Kamis (20/11).

Marcell mengangguk setujuMenurut dia, film Lastri berkisah tentang kekuatan percintaan sehingga genrenya adalah drama romantis”Film ini berisi tentang power of loveKami tidak membuat film dokumenter, bahkan based on true story pun tidak,” ucap kakak kandung Olivia Zalianty itu.

Hanya, Lastri memang diceritakan dari kisah masa lampau, sekitar 1960-anSehingga, syuting harus dilakukan di tempat yang masih memiliki peninggalan pada masa itu”Awalnya, kami mau syuting di Bantul, tapi tidak cocok dan banyak bendera partai di mana-manaSeorang teman akhirnya menawarkan di Desa Wedi dan ternyata cocokJadi, tidak ada pretensi apa-apa,” jelas Eross.

Sebelum syuting, pihak Keana Production, rumah produksi milik Marcell, mengaku sudah mengantongi izin syuting dari Mabes Polri dengan tembusan ke beberapa polda”Kalaupun (ormas yang dimaksud) menolak, itu satu tindakan yang prematur karena kelayakan sebuah film untuk tayang atau tidak itu sudah kewenangan LSF,” ujar Minola Sebayang, kuasa hukum Marcell.

Marcell menyayangkan adanya pencekalan syuting film LastriSebab, kata dia, itu murni karya seni”Sebagai pekerja seni, saya merasa dilecehkanBukan hanya pekerja seni, tapi juga hukum di Indonesia (dilecehkan)Kami putuskan untuk mengendapkan sementara waktu sambil menunggu keputusan selanjutnya,” tutur MarcellSampai kapan? Marcell belum bisa menjelaskan

Yang pasti, dengan penundaan itu, terjadi penggelembungan anggaran sehingga bukan kerugian batin saja yang Marcell rasakan”Syuting yang seharusnya selesai Desember nanti jadi mundurSaya masih perhitungkan kerugiannya,” katanya.

Ketika diboikot oleh beberapa organisasi tersebut, Eross sebenarnya tetap nekad melanjutkan syutingNamun, menurut dia, semakin hari ancamannya semakin mengerikan”Bagi kami, cukuplah sepuluh hari di sana dipingpong tanpa jaminan keamanan yang pasti,” ujar ayah Banyu Biru itu(gen/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SCTV Janji Salurkan Finalis Micel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler