jpnn.com, JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil menanggapi pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menilai debat cagub-cawagub Jakarta yang digelar perdana masih terlihat normatif.
Menurut Mardani, debat cagub-cawagub Jakarta pada 2017 lalu saat Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
BACA JUGA: Ridwan Kamil Wacanakan Ubah Kampung Kumuh Jadi Bagus, Kolaborasi Bareng Warga
Ridwan Kamil bilang bahwa debat pilgub bukanlah ring tinju yang harus saling menyerang satu sama lain.
“Saya cuma menyampaikan, debat itu kan bukan ring dinju, ya. Jadi, yang penting itu pesan sampai. Pesan sampai itu bisa dengan cara kalem atau cara teriak-teriak. Kalau itu mah kepribadian dari paslonnya,” ucap RK di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (7/10).
BACA JUGA: Ridwan Kamil Beberkan Obrolannya Saat Bertemu Ahok, Ternyata
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu bilang gaya debatnya adalah seseorang yang santai dan tidak dengan berteriak kencang.
“Saya gayanya santai, terarah, tenang, begitu kan. Tiba-tiba Ridwan Kamil berubah polanya kan jadi aneh kelihatan maksain,” tuturnya.
BACA JUGA: Ahok Kecam Pimpinan DPRD DKI yang Sebut Nama Ridwan Kamil: Tak Tahu Protokol!
Eks Gubernur Jawa Barat ini pun meminta maaf jika debat perdana pilgub dirasa kurang seru dan kurang drama.
“Mohon maaf kalau dirasa ekspektasi bahwa debat itu harus penuh dengan drama-drama ya mungkin bukan saatnya,” kata dia.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai debat cagub-cawagub Jakarta yang digelar perdana masih terlihat normatif.
Mardani mengatakan debat cagub-cawagub Jakarta pada 2017 lalu saat Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Juga menarik, tetapi memang masih belum lepas kali ya. Belum, dulu waktu awal Anies, Ahok dan AHY itu langsung banyak. Ketika sekarang masih normatif begitu," ucap Mardani
"Saya ngerasain Anies-Ahok menarik ya. Nah ini mungkin ke depan bisa lebih tajem lagi," tuturnya. (mcr4/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi