jpnn.com - MISANO - Ribuan penonton beratribut kuning-kuning langsung berhamburan ke tengah Sirkuit Marco Simonceli begitu balapan MotoGP San Marino kemarin (14/9) berakhir. Ya, mereka adalah fans Valentino Rossi yang menggila. Puluhan marshal sampai kerepotan menghalangi mereka yang berebut ingin memberikan ucapakan selamat atas kemenangan pertama jagoan Movistar Yamaha itu musim ini.
Kemenangan Rossi kali ini begitu emosional. Pertama karena Misano adalah balapan kandangnya dimana ribuan penggemar setianya selalu all out memberikan dukungan apapun hasil balapannya. Kedua, ini adalah victory pertama Yamaha di musim 2014. Ditambah lagi, sudah lima tahun the Doctor tak memuaskan penggemarnya di Misano, semenjak kemenangan terakhirnya 2009 lalu.
Rossi sangat pantas mendapatkan kemenangan fantastisnya kemarin. Karena meski start di posisi ketiga, dia langsung menyodok ke belakang pemegang pole, Jorge Lorenzo. Bahkan di lap-lap awal, pembalap 35 tahun tersebut sudah memenangi duel sengit menghadapi Marc Marquez, Repsol Honda. Setidaknya ada tiga momen dimana dua rider beda jaman tersebut saling menyalip yang akhirnya dimenangkan Rossi.
Puncak kemalangan Marquez terjadi di lap 10. Rider 21 tahun tersebut kehilangan cengkeraman pada roda depannya saat merebahkan tubuhnya melibat tikungan empat. RC 213 V tergelincir keluar lap. Nyaris Lorenzo yang tepat berada di belakang Marquez menabraknya dan tragedi Marco Simonceli di Sepang, 2011 terulang.
Akibat kecelakaan tersebut, motor sang pemimpin klasemen tersebut mogok. Marquez harus dibantu empat marshal untuk membangunkannya dan kemudian mendorongnya. Beberapa kali usaha gagal dilakukan untuk menghidupkan mesin tunggangannya. Akibatnya, Marquez banyak kehilangan waktunya.
Setelah berhasil menghidupkan mesinnya kembali, juara dunia Moto2 musim 2012 tersebut sudah jauh tertinggal dari para rivalnya. Bahkan dia harus memulai lagi balapan dari urutan terakhir. Seiring waktu berjalan, Marquez mampu melewati tiga pembalap di belakang. Kemudian akibat dua rider terkena overlap, si Baby Alien-julukan Marquez- akhirnya finis di urutan 15.
Setelah insiden keluarnya Marquez dari persaingan perebutan tempat terdepan, banyak yang mengira bakal terjadi duel sengit antara Rossi dan rekan setimnya Jorge Lorenzo. Tapi ternyata, juara dunia sembilan kali tersebut mampu menjaga jarak cukup jauh dari rider Spaniard tersebut.
Lorenzo bertaruh dengan memilih ban depan jenis keras (hard). Berbeda dengan Rossi dan Marquez yang menggunakan medium. Bisa jadi, juara dunia dua kali itu ingin memanfaatkan lap-lap terakhir untuk attack, di saat rider lain yang menggunakan ban medium sudah mulai kehilangan cengkeraman pada roda depannya.
Tapi prediksinya salah. Kehilangan banyak waktu di lap-lap awal, membuatnya tak mampu berbuat banyak dan akhirnya finis runner up dengan selisih sekitar satu setengah detik dari Rossi. "Aku gembira Yamaha bisa finis 1-2. Tapi untuk aku pribadi aku kecewa karena berharap bisa bertarung di depan," aku Lorenzo.
Soal pemilihan ban depan, Lorenzo mengatakan, jenis hard adalah yang dipakainya musim lalu. Jenis yang sama juga dipakai rider lain tahun lalu. "Tapi kali ini mereka memakai ban berbeda. Cengkeramannya konstan, tapi tidak sama seperti saat latihan," paparnya.
Melengkapi podium ketiga adalah Dani Pedrosa. Rider Repsol Honda tersebut berhasil memenangkan duel dengan Andrea Dovizioso, Ducati dan Andrea Iannone, Pramac Ducati.
Bagi Rossi, ini adalah kemenangan pertamanya sejak GP Assen 15 bulan lalu. Sekaligus titel juara seri ke 81 sepanjang karirnya. Dia juga mencatatkan namanya sebagai rider non-Honda yang berhasil menjegal dominasi Marquez musim 2014.
"Benar-benar kemenangan luar biasa. Dan melihat dominasi Marquez, sepertinya kemenangan seperti ini tidak akan sering terjadi," ujar Rossi. "Ini adalah momen yang tepat dan aku memanfaatkannya dengan baik. Aku rasa, saat ini aku adalah Valentino yang terbaik sepanjang karirku. Karena aku merasa tidak lebih lambat dari saat memenangkan 10-11 balapan dari satu musim," tambahnya.
Jika mengingat rekor 11 kemenangan Marquez dari 13 seri yang sudah berjalan, mencuri satu kemenangan darinya sudah sebuah prestasi hebat. Apalagi, setelah Collin Edwards undur diri dari MotoGP, Rossi menjadi rider tertua di kelas premium. "Menang adalah targetku musim ini dan aku melakukannya," tambah Rossi. "Aku terus meyakinkan diriku bahwa akan terjadi satu hari nanti. Marquez tidak akan bisa menang 100 persen dan aku harus bersiap untuk itu," tandasnya.
Hasil GP San Marino belum mengubah komposisi klasemen sementara. Marquez tetap kukuh di posisi teratas dengan raihan 289 poin. Sementara persaingan di urutan kedua semakin ketat setelah kemenangan Rossi kemarin. Meski masih bertengger di posisi kedua dengan 215 angka, Pedrosa harus siap kehilangan tempatnya di seri berikutnya, karena Rossi hanya tinggal mengejar defisit satu poin untuk mengambil alih posisinya. (cak)
BACA JUGA: Benny Dollo Tertarik Klub Papan Bawah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Skuat Timnas Senior Mulai Temukan Chemistry
Redaktur : Tim Redaksi