Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengatakan ASEAN harus banyak berubah dengan apa yang sudah dilakukan dan lebih relevan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia.
Seperti yang dikutip dari harian ekonomi Australian Financial Review (AFR) di Australia, Marty juga mengatakan ASEAN harus bisa menawarkan ide-ide untuk menghadapi tantangan dari perubahan dunia secara politik dan ekonomi.
BACA JUGA: Karyawan Tidak Suka Waktu Kerja Fleksibel Dipaksakan
"Saya yakin ASEAN harus bisa sedikit lebih ambisius, lebih percaya diri dengan kemampuannya untuk menawarkan pandangannya kepada kawasan lebih luar," ujar Marty di University of Sydney, seperti yang ditulis AFR.
Menurutnya juga strategi Indo-Pasifik bukanlah berarti anti China, melainkan kerangka pemikiran yang sama soal sekuritas.
BACA JUGA: Ilmuwan Australia Kenang Fisikawan Stephen Hawking
"Di masa lalu, divisi atau variasi [dari ASEAN] dalam kebijakan luar negeri kita belum pernah lemah," katanya.
"Kita telah berhasil menjadi teman baik bagi semua pihak. Tapi sekarang ... entah hanya dengan China atau Amerika Serikat, seolah-olah kita tidak bisa melakukan dengan keduanya sekaligus."
BACA JUGA: Video Koala Berenang di Sungai Australia Ini Ramai di Medsos
Photo: Sebelum dengan Australia, ASEAN pernah mengadakan pertemuan dengan Jepang. (EZRA ACAYAN/AFP/Getty Images)
Tapi menurut pengamat Asia Timur dari Lowy Institut, Aaron Connelly, apa yang diungkapkan oleh mantan Menlu RI ini adalah soal kebijakan luar negeri pemerintah Indonesia saat ini. Menurutnya kebijakan luar negeri Indonesia sebelumnya lebih aktif.
"Marty sangat aktif mencoba ASEAN untuk bekerja sama lebih dekat soal masalah regional dan mencoba menyelesaikan perbedaan di kalangan mereka sendiri."
"Jadi saya rasa, ia dalam komentarnya justru lebih kritis terhadap kebijakan luar negeri Indonesia saat ini daripada [mengkritik] ASEAN sebagai sebuah organisasi.Pertemuan ASEAN jadi tonggak sejarah Australia Photo: Aaron Connelly dari Lowy Institute mengatakan Australia mendapat pengakuan dari ASEAN. (The World)
Para kepala negara ASEAN, termasuk Indonesia akan berkumpul di Sydney, mulai Jumat (16/03) hingga Minggu (18/03) dalam KTT ASEAN- Australia.
Menurut Aaron, langkah yang diambil ASEAN untuk mengadakan pertemuan di Australia diharapkan dapat memperkuat hubungan diplomatik antara Australia dengan pemerintahan di Asia Tenggara.
"Saya yakin ini menjadi pengakuan dari negara-negara ASEAN bahwa Australia telah mengeluarkan banyak energi diplomasinya untuk mencoba terlibat di kawasan dan ini tidak mereka dapatkan dari semua negara," ujarnya di program ABC TV, The World, Rabu malam (14/03).
Tapi menurut Aaron tidaklah mungkin bagi ASEAN untuk kemudian membentuk aliansi dengan Australia, karena organisasi ini memegang teguh perjanjian persahabatan damai dan netralitas.
"Mungkin yang ada adalah membuka sejumlah kesempatan yang bermanfaat bagi semua pihak. Seperti kontra-terorisme, akan ada pertemuannya sehari sebelumnya. Untuk hal-hal seperti perdagangan dan investasi juga akan ada sebuah forum CEO sehari sebelumnya, hal-hal penting lain bagi kedua belah pihak seperti kerja sama memerangi perdagangan narkoba, pencucian uang, kejahatan terorganisir, dan semacamnya."
Menurut Aaron hampir semua negara-negara yang tergabung ASEAN memiliki ketergantungan ekonomi kepada China. Tapi menurutnya keadaan ini bukan berarti karena mereka menginginkannya.
"Mereka sebenarnya ingin memiliki pilihan lain, mereka tidak ingin berada dalam situasi dimana China dapat memerintah kepada mereka apa yang harus dilakukan atau memaksa secara ekonomi, seperti yang terjadi pada Korea Selatan awal tahun ini."
Aaron menambahkan pertemuan tingkat tinggi ASEAN di Australia menjadi upaya bagi ASEAN untuk bisa keluar dari situasi ketergantungan pada satu belah pihak dan Australia menjadi satu dari sekian banyak cara untuk dapat keluar dari posisi ASEAN saat ini.
Anda bisa menyaksikan wawancara penuh Aaron Connelly lewat tayangan berikut ini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ed Sheeran Sempatkan Bertemu Anak Difabel di Australia