jpnn.com, MEDAN - Calon Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyerukan para pendukung capres-cawapres terus menjaga sikap toleran dengan tidak saling bertengkar. Hal itu disampaikan Ma'ruf dalam tausiahnya di perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan Relawan Jokowi - Ma'ruf Amin (Jamin) di Kota Medan, Selasa (20/11).
Ma'ruf menyampaikan, Muhammad SAW juga sudah menunjukkan jalan kelembutan adalah yang bisa merubah. Ma'ruf melanjutkan, Islam mengajarkan benar soal sikap toleran itu. Makanya ada kata-kata 'bagimu agamamu, bagiku agamaku'.
BACA JUGA: Spirit Maulid Nabi, Menag: Mari Beragama dengan Cinta Sesama
"Jadi berbeda partai pun, harus toleran juga. Sesama anggota partai tidak perlu bertengkar. Berbeda capres, sebagai bangsa, kita harus tetap rukun. Inilah namanya toleran. Lakum dinukum waliyadin," kata Ma'ruf.
Ma'ruf melanjurkan, perilaku cinta dan kasih sayang di antara sesama harus terus diutamakan. Dia membayangkan, mengasihi orang lain harusnya seperti mencintai anggota badan sendiri. Jika satu anggota badan merasa sakit, maka anggota badan yang lain pun juga akan sakit.
BACA JUGA: Isyarat Kiai Asmuni Dukung Jokowi - Maruf
"Ini yang kita pahami. Maka berbeda agama, berbeda suku, tetap kita membangun mawaddah wa rahmah. Bukan saling membenci dan saling memusuhi," kata Ma'ruf.
Rais Aam PBNU ini menceritakan bagaimana memprihatinkannya di sejumlah negara di Timur Tengah. Sesama umat Islam di sana, bisa saling bunuh. Hal itu terjadi di Suriah, Yaman, dan Afghanistan.
BACA JUGA: Makna Maulid Nabi Muhammad SAW menurut Ustaz Solmed
Kiai asal Banten dan punya darah Madura itu mengharapkan, umat Islam Indonesia tak boleh seperti itu.
"Karena kita berpegangan pada prinsip ukhuwah islamiyah, sesama umat Muslim, sesama warga negara Indonesia," tandasnya.
Lebih lanjut kata Ma'ruf, Nabi Muhammad SAW mampu mengubah perilaku umat di zamannya dalam waktu 21 tahun. Dan dalam mengajak untuk berubah, Nabi Muhammad melakukannya dengan sangat santun.
Cara nabi itu pun dipakai oleh para kiai pada zaman Nusantara. Ulama-ulama itu menasehati, bukan memaki-maki. Mengajak, bukan mengejek, dan merangkul bukan memukul.
Dengan cara santun itulah Indonesia bisa menjadi negara Muslim terbesar di dunia seperti saat ini.
"Sebagian besar kita ini adalah umat Muslim. Dengan kesukarelaan, tidak ada paksaan. Tidak ada paksaan dalam agama. Tidak ada intimidasi. Tidak ada teror," kata Ma'ruf.
Acara itu dihadiri oleh lebih dari 4000 ribuan warga dan majelis taklim setempat. Hadir Menantu Presiden Jokowi Bobby Siregar, Ustaz Yusuf Mansur, dan Wali Kota Binjai H Muhammad Idaham. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Pasti Tepati Janji Tuntaskan Masalah Honorer K2
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga