JAKARTA--Kisruh di internal Partai Demokrat (PD) semakin meruncing. Beredar isu Ketua Umum PD Anas Urbaningrum didesak mundur. Bahkan, salah satu pihak yang mendesak Anas mundur dialamatkan kepada ciri-ciri orang yang menjurus kepada Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie. Namun, hal itu cepat dibantah Ketua DPR tersebut.
"Tidak ada dukung mendukung. Anas adalah kader PD. Semua sayang dengan Anas. Apalagi dibilang rivalitas. Saya sudah tegur Mubarok saat rapat Wanbin," kata Marzuki, Rabu (25/1) kepada pers.
Seperti diketahui, Anggota Dewan Pembina PD, Ahmad Mubarok, mengungkap ada elite PD yang meminta Anas mundur dari Ketum. Elite tersebut telah bicara kepada Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar meminta Anas mundur.
Menurutnya, rival Anas dalam Kongres PD ini Bandung 2010 lalu menyadari sulit mendorong Kongres Luar Biasa (KLB) PD. Meminta Anas mundur dengan alasan citra partai pun dilakukan. Namun keputusan akhir di tangan Ketua Dewan Pembina PD Presiden SBY.
Marzuki menegaskan, di internal PD tidak ada rivalitas. Menurutnya, semua mendukung hasil kongres Bandung."Kita sebagai pejuang partai bersama-sama pendiri partai ikut membangun dan berjuang dalam pemilu sejak 2004 tidak mau partai ini terpecah belah. Apalagi banyak kader baru yang tidak paham dengan perjuangan partai," katanya.
Tapi, kata dia, semua sepakat partai harus diselamatkan karena hasil pooling PD semakin terpuruk yang tidak berkorelasi dengan popularitas dan dukungan terhadap SBY. "Mengenai persoalan solusi, semua Anggota Wanbin menyerahkan kepada SBY selaku Ketua Wanbin," kata Marzuki.
Tegasnya lagi, tidak ada desakan. Namun, menurutnya, intinya PD harus selamat dari tsunami yang saat ini menyerang. "Saya sudah sampaikan, bagi saya politik adalah pengabdian, bukan ambisi. Saya masuk politik untuk mengabdi, bukan untuk membuat masalah," ungkapnya.
Marzuki menegaskan tidak pernah meminta jabatan. "Saya juga mundur sebagai Sekjen tidak karena SBY minta mundur. Tapi, saya membaca raut muka, kegalauan hati beliau, saya tdk mau menjadi orang yang dimasalahkan maka saya dengan ikhlas mengundurkan diri," katanya.
"Walaupun saya yakin saya benar, bagi saya tidak penting. Yang utama adalah kekompakan. Benar dan salah nantilah ada peradilan yang paling jujur. Apalagi orang yang paham Al Qur'an, paham betul dengan ayat-ayat fitnah," kata Marzuki.
Ia memandang jabatan sebagai amanah yang paling berat. Makanya, dirinya berhenti dari PNS, berhenti dari Direktur BUMN dan berhenti sebagai Sekjen. "Kalau memang ada kegalauan SBY tentang kepemimpinan saya, maka saya pun akan mundur dari Ketua DPR. Itulah komitmen pengabdian saya tanpa reserve," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Pilgub Sumut, PKS Gerak Cepat
Redaktur : Tim Redaksi