Masa Darurat Diperpanjang, Nasib Olimpiade Tokyo Makin tak Jelas

Jumat, 28 Mei 2021 – 18:46 WIB
Seorang perempuan dengan masker di wajahnya berjalan di depan jam penghitung mundur 100 hari menjelang Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Rabu (14/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/wsj.

jpnn.com, JEPANG - Pemerintah Jepang memperpanjang masa darurat akibat Virus Corona (COVID-19), Jumat (28/5).

Perpanjangan masa darurat dilakukan meliputi sepuluh kota, hingga satu bulan sebelum penyelenggaraan Olimpiade.

BACA JUGA: Pecat Pirlo, Juventus Rangkul Allegri

Langkah ini dikhawatirkan akan memicu kekhawatiran tentang apakah Olimpiade dapat diadakan dengan aman.

Tokyo dan sembilan wilayah lain di negara itu, berada di bawah perintah darurat yang sebagian besar melibatkan penutupan bar dan restoran lebih awal dan melarang mereka menjual alkohol.

BACA JUGA: Conte Hengkang Inzaghi Masuk

Keadaan darurat tersebut seharusnya berakhir pada akhir Mei.

Namun, Pemerintah Jepang saat ini mengatakan perlu lebih banyak waktu untuk mengendalikan gelombang keempat infeksi virus corona.

BACA JUGA: Inter Depak Conte Gegara tak Setuju Jual Pemain?

Menurut menteri yang bertanggung jawab atas penanggulangan virus corona, Yasutoshi Nishimura, jumlah kasus COVID-19 terus meningkat.

"Mempertimbangkan situasi ini, kami yakin perlu untuk memperpanjang keadaan darurat," ujar Nishimura, dikutip dari AFP, Jumat.

Panel penasihat pemerintah menyetujui perpanjangan hingga 20 Juni, kurang lebih satu bulan sebelum Olimpiade, yang telah setahun ditunda karena pandemi, dimulai pada 23 Juli.

Langkah tersebut dilakukan karena publik Jepang masih sangat menentang penyelenggaraan Olimpiade.

Dalam beberapa pekan terakhir, pengusaha terkemuka hingga surat kabar yang mensponsori Olimpiade menyerukan agar acara tersebut dibatalkan.

Namun, penyelenggara dan pejabat Jepang mengatakan Olimpiade akan terus berlanjut, dengan tetap mengikuti buku pedoman yang mengatur protokol keamanan.


Ketegangan Olimpiade

Ketua Persatuan Dokter Jepang Naoto Ueyama memperingatkan, Olimpiade dapat memunculkan jenis baru virus corona Olimpiade Tokyo. Ia pun mendesak pembatalan untuk mencegah bencana.

Kepala Asosiasi Medis Tokyo Haruo Ozaki, mengatakan, penyelenggara minimal harus melarang kehadiran penonton.

Asosiasi Medis Tokyo merupakan organisasi dengan lebih dari 20.000 anggota.

Penonton dari luar negeri telah dilarang dan keputusan penonton domestik diharapkan diumumkan akhir bulan depan.

Dalam keadaan darurat saat ini, tempat olahraga di Jepang diizinkan untuk menampung 5.000 penonton atau kapasitas 50 persen.

Para pejabat telah mencoba untuk menyampaikan pesan, bahwa Olimpiade berlanjut dan akan aman, dengan baru-baru ini mengumumkan bahwa sebagian besar orang di desa Olimpiade akan divaksinasi.

Terlepas dari survei dan respons negatif terhadap Olimpiade, protes terhadap acara tersebut cenderung menarik hanya beberapa lusin orang.

Tim softball Australia diharapkan tiba pekan depan untuk memulai pelatihan di Jepang, dan atlet Jepang serta staf Olimpiade akan mulai menerima vaksin mulai 1 Juni.

Mereka akan melewati antrean dalam proses vaksinasi yang dinilai lambat di Jepang, dengan suntikan vaksin saat ini hanya tersedia untuk pekerja medis dan orang tua.

Lebih dari enam persen populasi sejauh ini telah menerima dosis pertama, dengan kurang dari 2,5 persen yang telah divaksinasi penuh.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler