JAKARTA - Pengamat transportasi publik Ellen Tangkudung mengatakan masalah yang muncul di seputar mudik lebaran selalu sama.
Di Pulau Jawa dari dulu hingga sekarang masalahnya adalah perbaikan jalur Pantura yang tidak pernah selesai. Bagi yang ke Sumatera harus antri dulu berjam-jam untuk bisa menyeberangi Selat Sunda.
"Kan masalahnya mutar-mutar di situ terus yakni infrastruktur jalan dan laut. Jalur Pantura yang tidak akan pernah selesai-selesai dan tiba-tiba penyeberangan Merak-Bakauheni tidak bisa dilalui karena ombak di Selat Sunda yang cukup tinggi," kata Ellen Tangkudung, di gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7).
Perubahan layanan yang signifikan membaik, menurutnya terjadi di sektor transportasi darat kereta api. "Setidaknya dua kali mudik lebaran terakhir kita tidak lagi melihat adanya penumpang yang gelantungan di kereta api menuju Jawa," kata Ellen.
Tapi kondisi yang cukup memprihatinkan terjadi di sektor angkutan bus. "Hingga saat ini, pemerintah masih belum mengeluarkan ketentuan tarif angkutan kota antarprovinsi untuk lebaran mendatang," ungkap dia.
Malah lanjutnya, operator bus terkesan tidak memerlukan ketentuan tarif tersebut karena menjelang lebaran tarif yang dibuat pemerintah itu tidak mereka pakai.
Fenomena yang sama juga terjadi di sektor transportasi publik di laut. Menurut dia, akses masyarakat untuk dapat menggunakan fasilitas angkutan laut yang memadai makin hari makin sulit. "Kecuali transportasi laut yang dikelola oleh ASDP (Persero) sebagai sarana penyebarangan antarpulau," ungkap Ellen.
Terakhir masalah angkutan udara. Kebutuhan semakin meningkat seiring dengan terjadinya kompetisi pelayanan jasa penerbangan. "Masalah baru yang kita lihat disini terkait adanya sejumlah bandara yang belum di bawah pengelolaan Angkasa Pura (Persero), yang memberlakukan standar keamanan dan kenyamanan di darat sangat longgar," kata Ellen Tangkudung. (fas/jpnn)
Di Pulau Jawa dari dulu hingga sekarang masalahnya adalah perbaikan jalur Pantura yang tidak pernah selesai. Bagi yang ke Sumatera harus antri dulu berjam-jam untuk bisa menyeberangi Selat Sunda.
"Kan masalahnya mutar-mutar di situ terus yakni infrastruktur jalan dan laut. Jalur Pantura yang tidak akan pernah selesai-selesai dan tiba-tiba penyeberangan Merak-Bakauheni tidak bisa dilalui karena ombak di Selat Sunda yang cukup tinggi," kata Ellen Tangkudung, di gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7).
Perubahan layanan yang signifikan membaik, menurutnya terjadi di sektor transportasi darat kereta api. "Setidaknya dua kali mudik lebaran terakhir kita tidak lagi melihat adanya penumpang yang gelantungan di kereta api menuju Jawa," kata Ellen.
Tapi kondisi yang cukup memprihatinkan terjadi di sektor angkutan bus. "Hingga saat ini, pemerintah masih belum mengeluarkan ketentuan tarif angkutan kota antarprovinsi untuk lebaran mendatang," ungkap dia.
Malah lanjutnya, operator bus terkesan tidak memerlukan ketentuan tarif tersebut karena menjelang lebaran tarif yang dibuat pemerintah itu tidak mereka pakai.
Fenomena yang sama juga terjadi di sektor transportasi publik di laut. Menurut dia, akses masyarakat untuk dapat menggunakan fasilitas angkutan laut yang memadai makin hari makin sulit. "Kecuali transportasi laut yang dikelola oleh ASDP (Persero) sebagai sarana penyebarangan antarpulau," ungkap Ellen.
Terakhir masalah angkutan udara. Kebutuhan semakin meningkat seiring dengan terjadinya kompetisi pelayanan jasa penerbangan. "Masalah baru yang kita lihat disini terkait adanya sejumlah bandara yang belum di bawah pengelolaan Angkasa Pura (Persero), yang memberlakukan standar keamanan dan kenyamanan di darat sangat longgar," kata Ellen Tangkudung. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marzuki Merasa Wajar Namanya tak Disebut SBY
Redaktur : Tim Redaksi