Masih Ada 1.041 Titik Api di Kalteng

Kamis, 25 September 2014 – 19:34 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Titik api atau hot spot yang diduga akibat kebakaran hutan dan lahan di pulau Kalimantan terus mengalami peningkatan. Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan pantauan satelit Modis pada Kamis (25/9) pukul 15.45  hotspot di Kalimantan Tengah tercatat sebanyak 1.041, Kalimantan Selatan 261, Kalimantan Timur 189, dan Kalimantan Barat 40.

"Saat bersamaan, wilayah Sumatera tidak terlintasi oleh satelit sehingga tidak terpantau hotspotnya," kata Sutopo, Kamis (25/9).

BACA JUGA: KY Anggap Hakim Tipikor tak Konsisten

Sementara di pulau Sumatera, pantauan pada Kamis (25/9), Pukul 7.00 terdeteksi Hotspot di Sumsel 223, Lampung 26, Jambi 5, dan Riau 2. "Kondisi cuaca kian kering sehingga makin mudah terbakar," katanya.

Sesuai pola hotspot tahun 2006-2014, pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni – Oktober (5 bulan), sedangkan di Kalimantan  (3 bulan) pada Agustus – Oktober. "Artinya hingga akhir Oktober 2014, hotspot masih tetap tinggi," jelasnya.

BACA JUGA: Irman Gusman Disebut Punya Kemampuan Lobi Internasional

Ia menambahkan, berbagai upaya terus dilakukan untuk memadamkan titik api, baik oleh Satgas darat, udara, penegakan hukum, dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Total luas lahan terbakar 11.801 ha sedangkan luas yang berhasil dipadamkan oleh tim Manggala Agni 4.051 ha.

BACA JUGA: 7 Alasan Penanganan Kemiskinan di Indonesia Mandek

"BNPB telah mengerahkan 2.200 personil TNI, dan 1.050 personil Polri untuk membantu BPBD, Manggala Agni, dan lainnya dalam pemadaman di darat," katanya.

Satgas udara, BNPB bersama BPBD saat ini masih melakukan water bombing dari udara dan modifikasi cuaca di Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng.  Di Riau ada Helicopter Bolco (1 unit), Kamov (1 unit), di Sumsel dengan Helicopter Bolco (1 unit) , MI-8 (1 unit), Sikorsky (1 unit), di Kalbar dengan Helicopter Bolco (1 unit), di Kalteng dengan Helicopter Bolco (1 unit), MI-8 (2 unit),dan  Air Tractor (1 unit dari Kemenhut).

"GMG (Ground Mist  Generator) dipasang di bandara Pekanbaru ( 6 unit), Palembang (6 unit), Pontianak (4 unit), dan Palangkaraya (6 unit) untuk menangkap partikel asap agar jarak pandang di bandara tetap jauh sehingga penerbangan tetap berjalan. Sedangkan untuk modifikasi cuaca dengan pesawat Hercules TNI-AU di Sumsel," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Sebutan Caleg Gagal versi Wakil Ketua MPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler