jpnn.com, SURABAYA - Kelanjutan pembangunan Jalan Tambang Boyo sisi barat di Surabaya hingga kini belum ada kabar.
Pengerjaan terhambat Pasar Pacar Keling yang belum direlokasi. Hal itu membuat kondisi lahan yang telah dibebaskan terkesan kumuh.
BACA JUGA: Indonesia Target 70 Persen Sampah Laut Berkurang
Kini lahan sisi selatan SDN Pacar Keling I digunakan untuk parkir kendaraan roda empat. Mulai angkot hingga kendaraan pribadi.
Kesan kumuh semakin terlihat dengan berdirinya banyak kanopi dari baliho bekas. Tidak sedikit yang meletakkan bangku, bahkan ranjang.
BACA JUGA: Ya Ampun, Warga Kok Tega Buang Popok ke Bengawan Solo
Ada juga terop yang digunakan sebagai posko pemenangan caleg. Masyarakat juga membuang sampah ke sungai.
Pihak Kelurahan Pacar Keling dan Kecamatan Tambaksari bukannya diam saja. Imbauan secara rutin sudah disampaikan ke warga.
BACA JUGA: Sampah Liar Tetap jadi Musuh
Termasuk mencegah warga buang sampah ke sungai. ''Kami ingatkan warga soal konsekuensi saat ada pembangunan nanti. Semua harus steril,'' ujar Lurah Pacar Keling Sri Sukariati.
Ria -sapaan Sri Sukariati- mengatakan bahwa hingga kini memang belum ada pemberitahuan lagi kapan jalan akan dibangun. Fokusnya masih mencari solusi bagi pedagang Pasar Pacar Keling.
''Selama proses itu belum berjalan, kami minta warga jangan membangun bangunan permanen,'' jelasnya.
Sementara itu, PD Pasar Surya (PDPS) kembali mendata pedagang Pasar Pacar Keling.
Alasannya, pendataan tersebut digunakan untuk memetakan mana saja pedagang yang terdampak. Sebab, pembangunan jalan selebar 17,5 meter tersebut memakan dua per tiga area pasar.
Koordinator pedagang Pasar Pacar Keling Abdurrahman meminta pemkot menepati janjinya. Di antaranya, hasil kesepakatan yang sudah disetujui saat hearing bersama DPRD Surabaya.
''Pedagang tidak menolak adanya pembangunan. Hanya, kami meminta lokasi yang ada direkonstruksi, rehabilitasi, dan revitalisasi,'' ujarnya.
Dia mengatakan, sebelum pembangunan berlanjut, pemkot harus menyediakan tempat relokasi. Lokasinya tidak jauh dengan pasar saat ini.
Salah satu rekomendasinya, membangun dua lantai di lokasi sisa pasar yang ada. Itu sambil menunggu adanya persetujuan untuk menggunakan lahan milik PT KAI.
Abdurrahman mengatakan, yang menjadi kekhawatiran, pedagang akan merugi jika dipindah ke tempat lain.
Mereka mengatakan sudah banyak contoh kasus relokasi pedagang yang ujung-ujungnya gagal. ''Sebut saja Pasar Tambah Rejo dan Pasar Gresikan. Lalu, Sentra Ikan Bulak (SIB) juga. Hampir semua gagal,'' ujarnya.
Lahan Jalan Tambang Boyo sisi barat ditertibkan sejak Oktober 2018. Namun, penertiban terhenti di titik 300 meter. Sebab, 150 meter sisanya masih berdiri Pasar Pacar Keling.
Nanti pembongkaran bangunan sisi barat akan dilakukan lagi setelah dingukur ulang. Ternyata jarak 17,5 meter dari bibir Sungai Tambang Boyo masih kurang.
Bangunan yang ada harus dibongkar dengan jarak 0,5-2 meter dari batas jalan sekarang. (gal/c4/dio/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Botol Plastik dan Popok Bayi Penuhi Sungai di Kota
Redaktur & Reporter : Natalia