Masih Greng, Mbah Mardi dan Watinah Ikut Nikah Massal

Selasa, 01 Januari 2019 – 18:41 WIB
Mardianto dan Watinah usai mengikuti isbat nikah dalam nikah massal yang digelar Pemprov DKI, Senin (31/12). Foto: Wildan Ibnu Walid/JawaPos.com

jpnn.com, JAKARTA - Momen pergantian tahun pada Senin (31/12) malam menjadi saat-saat yang membahagiakan bagi 557 pasangan. Mereka mengawali 2019 dengan berstatus sebagai suami dan istri.

Ke-557 pasutri itu adalah peserta nikah massal yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di antara mereka ada Mardianto (76) dan Watinah (65).

BACA JUGA: Pemprov DKI Gelontorkan Rp 33 Miliar untuk Belanja CCTV

Pasutri anyar itu merupakan warga Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kedua mempelai menjadi pasangan tertua dalam nikah massal itu.

Baik Mardi ataupun Watinah sebelumnya sama-sama pernah menikah. Mardi sudah dua kali menikah, demikian pula dengan Watinah.

BACA JUGA: ITF Sunter Dibiayai Utang, Anies Minta Pengerjaan Dikebut

Cinta mempertemukan keduanya hingga menjadi pasutri. Karena itu, Mardi tak canggung lagi menghadapi pernikahannya yang ketiga.

Bahagia tampak di wajah Mardi dan Watinah. “Sudah pasti senang ya, orang (nikah) gratis, masa enggak senang," ujar Mardi.

BACA JUGA: Bangun ITF Sunter, BUMD DKI Berutang ke Bank Dunia

Menurut Mardi, keputusannya dengan Watinah mengikuti nikah massal karena terbentur masalah ekonomi. Sebelumnya Mardi dan Watinah baru menikah secara agama, namun tidak tercatat secara administrasi pemerintahan.

"Nikah siri bagi saya enggak ada. Ini istri ketiga saya (Watinah), dua istri sebelumnya sudah meninggal. Ibu Watinah juga sama, sudah tiga kali ini (menikah). Jadi sama-sama, suaminya juga udah meninggal keduanya," tutur Mardi.

Hingga akhirnya ada tetangga Mardi yang mengabarkan adanya program nikah gratis yang diadakan Pemprov DKI. Mardi pun langsung cekatan mengurus persyaratan.

"Sebulan lalu baru dikasih tahu sama teman. Jadi, kami langsung daftar. Ada nikah masal ya alhamdulillah," ujar Mardi.

Pria sepuh yang sering disapa dengan panggilan Mbah Mardi itu mengatakan, dua istrinya sebelumnya telah meninggal. Hingga akhirnya Mbah Mardi jatuh hati pada Watinah yang mau menjadi istrinya.

Lantas, bagaimana soal urusan ranjang? Mbah Mardi mengaku masih 'greng' lantaran tetap kuat membahagiakan pasangannya.

Mbah Mardi mengaku punya lima anak dan tiga cucu. Namun, anak dan cucunya ada kesibukan lain sehingga tak bisa menemaninya dalam pernikahan itu.

"Ke sini cuma ditemani teman-teman aja, anak dan cucu nggak ke sini," kata dia.

Sedangkan Watinah mengatakan, menikah bukanlah pengalaman pertama baginya. Hanya saja, kali ini Watinah punya pengalaman baru karena mengikuti nikah massal.

“Sudah tiga kali nikah. Tapi, zaman dulu nggak ada kayak gini. Dan enggak ke mana-mana," tuturnya.

Sebelum melangsungkan pernikahan, Watinah mengaku telah menyiapkan baju sejak pukul 16.00 WIB. Wajahnya juga dirias. Semua melalui bantuan saudara dan teman-temannya.

"Dandan dari jam 16.00. Saya sih enggak ngerti, ikut aja. Ya deg-degan. Biasalah namanya juga manusia," tutur Nenek Wati.

Kepala Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta Premi Lasari mengungkapkan, setiap pasangan peserta nikah massal menerima bingkisan dan santunan sebesar Rp 500 ribu. "Keseluruhan peserta ada 557 pasang, rincian peserta nikah masal, 221 pasang dan peserta isbat nikah 336 pasang,” tuturnya.(ce1/wiw/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Ada Kasus Mirip Sumber Waras di Era Anies


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler