Masih Remaja, Terduga Teroris Ini Diantar Orangtua ke Jakarta

Selasa, 25 September 2012 – 08:20 WIB
JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror telah memboyong 10 terduga teroris yang diduga masuk dalam jaringan teroris, Al-Qaeda Indonesi ke Jakarta pada Minggu (24/9). Di antaranya Anggri Pamungkas (18) yang dipulangkan dari Pontianak, Kalimantan Barat dan Fajar Novianto (18) dari Solo, Jawa Tengah. Fajar salah satu remaja yang ditangkap Sabtu lalu ini, dibawa ke Jakarta dengan ditemani orangtuanya.

"Kita berikan kesempatan untuk diberikan pendampingan dengan orangtuanya. Jadi orangtuanya ikut ke sini," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Senin (24/9).

Menurut Boy, kepolisian memberi perlakuan berbeda pada Fajar dengan pelaku lainnya karena umur Fajar dan Anggri yang berbeda dengan tersangka teroris lainnya dalam kelompok itu.

Anggri diketahui melarikan diri ke Kalbar setelah tahu ada peristiwa penangkapan dan peledakan bom di Beji, Depok 8 September lalu. Kini keduanya telah mendekam di Rutan Mako Brimob. Sementara Fajar ditangkap bersama delapan tersangka lainnya di Surakarta. Belum diketahui perannya dalam aksi teror yang dilakukan kelompok Thorik cs.

"Ada upaya kelompok ini merekrut
yang muda-muda. Pesantrennya saya belum bisa memastikan. Tapi kalau si Fajar ini pelajar SMA kelas 2," jelas Boy.

Para terduga teroris muda ini direkrut oleh Amir kelompok itu, yaitu Barderi Hartono alias Toni. Kebanyakan mereka berasal dari latarbelakang yang berbeda satu dengan yang lain.
Namun, secara personal, kata Boy, para anggota Al-Qaeda Indonesi ini mempunyai keterkaitan dengan kelompok teroris lama.

"Kalau kita lihat Barderi melanjutkan perjuangan dari kelompok JI yang kita kenal terakhir itu Noordin M dan anak buahnya Urwah. Ini kan merupakan kelompok dari latar berlakang organisasi berbeda yang pernah ada. Tidak bisa sebutkan satu per satu. tapi mereka memiliki satu kesamaan semangat untuk melakukan perjuang di jalan seperti ini," jelas Boy.

Saat ini, tutur Boy, kepolisian sedang menelusuri proses perekrutan teroris-teroris remaja ini. Termasuk mencari syarat dan janji yang diberikan sehingga mereka terpengaruh ikut dalam kegiatan teror itu.

"Bagaimana di antara mereka ini bisa terpengaruh. Mungkin dilihat ada hubungan atau keterkaitan di antara tokoh-tokoh ini dengan anak yang masih muda, dinilai memiliki semangat atau kemampuan potensial bagi mereka. Tapi bukan berarti kelompok ini datang dan rekrut ke sekolah. Saya enggak yakin seperti itu," pungkas Boy.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 125 Ribu Peserta Tes CPNS Tak Lulus Passing Grade

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler