Masjid Cheng Ho Simbol Keberagaman Budaya di Bumi Sriwijaya

Selasa, 09 Agustus 2022 – 21:03 WIB
Masjid Cheng Ho Palembang. Cuci Hati/jpnn

jpnn.com, PALEMBANG - Masjid Al-Islam Muhammad atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Cheng Ho adalah simbol dari keberagaman budaya di Bumi Sriwijaya.

Masjid dengan arsitektur serba-merah ini mengingatkan kita dengan kebudayaan Tiongkok.

BACA JUGA: Eri Cahyadi Dapat Pemberian Songkok Spesial dari Takmir Masjid Cheng Ho

Tak hanya itu, ornamen nama pada gerbang Masjid Cheng Ho sendiri ditulis dengan huruf Hanzi atau bahasa Mandarin.

Selain penduduk setempat yang datang beribadah, banyak pula wisatawan yang sengaja berkunjung untuk melihat-lihat keindahan masjid tersebut.

BACA JUGA: Rayakan Tahun Baru Islam, KNPI Menanggap Wayang Kulit dan Santuni Masjid

Masjid yang beralamat di Jalan Pangeran Ratu, Perumahan Top Atlit, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang ini menyajikan suasana seperti di kerajaan China.

Selain identik dengan cat merah, dinding masjid yang dibangun pada 2003 ini juga diberi polesan kuning dan hijau. Dengan tiang-tiang besar yang memperkaya estetika bangunan.

BACA JUGA: Terlalu, Gegara Video Sandal Rhoma Irama Hilang, Polda dan Pengurus Masjid Turun Tangan

Sulaiman selaku pengelola Masjid Cheng Ho menjelaskan, jika setiap warna di tempat ibadah tersebut memiliki arti berbeda-beda.

"Merah yang dominan melambangkan budaya Chinese dan berani, hijau menandakan keislaman, serta kuning menggambarkan warna khas dari kerajaan Sriwijaya," jelasnya, Selasa (9/8).

Menurut dia, dahulu salah satu pendiri masjid Cheng Ho ini, Ekik Salim terinspirasi dari bangunan masjid Cheng Ho di Surabaya, Jawa Timur.

Masjid Cheng Ho sebagai bukti nyata peradaban Thionghoa Islam di Palembang. Diceritakan dalam sejarah bahwa keturunan Tiongkok pernah mensyiarkan agama Islam di bumi Sriwijaya.

Sulaiman menambahkan, nama masjid Cheng Ho ditetapkan untuk meneruskan syiar Islam dari Panglima Cheng Ho dan perjalanannya dari Tiongkok masuk ke Indonesia.

"Masjid ini diresmikan pada 2006 dan didirikan atas perjuangan ikatan kekeluargaan PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) Sumatera Selatan dengan bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel," ujarnya.

Memiliki dua menara yang bermakna 'Hablum Minallah dan Hablum Minannas'. Masjid ini juga terdiri dari dua lantai.

Lantai dasar berukuran 4x4 meter dengan jumlah atap lima tingkat, setinggi 17 meter.

"Artinya berarti salat lima waktu dengan 17 rakaat dalam sehari," tambah Sulaiman.

Masjid Cheng Ho dibangun di tanah seluas 4.990 m2, hibah dari Pemprov Sumsel ketika Syarial Oesman menjabat sebagai Gubernur. Pertama kali difungsikan pada 22 Agustus 2008, ketika ketua PITI Sumsel, Muhammad Afandi masih hidup.

Keberadaan Masjid Cheng Ho diharapkan bisa menjadi syiar Islam bagi mualaf dan masyarakat di Palembang. Selain itu, sebagai simbol sejarah jika Islam adalah agama leluhur, bukan agama baru. (mcr35/jpnn)

Berikut 15 pendiri yayasan Muhammad Cheng Ho Sriwijaya dari PITI Sumsel:

- A. Herry Djohan

- Afandi

- Edison Hasan

- Ekik Salim

- Hendra

- Herryanto

- Herwansyah

- Junaidi

- Karim Hasan

- Merry Efendi

- Obrin Saleh

- M. Siddik

- Sulaiman K. KHO

- Yanto

- Muhammad Solihin


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Cuci Hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler