Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUD dan NI) Kemendikbud Wartanto mengatakan, usulan tersebut diajukan sekitar tahun lalu. Alasannya, pertumbuhan pesawat terbang tidak diikuti dengan penambahan pilot, sehingga harus ada lembaga pendidikan yang menghasilkan penerbang tersebut. Karena, jika hanya mengandalkan sekolah penerbangan di dalam negeri tidak cukup.
"Rekomendasi sudah kita berikan. Isinya, meminta Lion Air untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan selaku regulator dan pemerintah daerah sebagai pemberi izin kursus," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/2).
Menurut Wartanto, lama pendidikan kursus pilot tersebut selama dua tahun. Tidak jauh berbeda dengan pendidikan pilot. Maskapai berlogo singa tersebut juga sudah menyiapkan pesawat latih dan simulator sebagai salah satu syarat pendirian kursus pilot tersebut.
"Kalau tidak salah dua pesawat dan dua simulator. Mereka harus bekerjasama dengan Ditjen Perhubungan Udara karena kurikulum mereka yang buat," urainya di hadapan Dirjen PAUD dan NI Kemendikbud Lydia Freyani Hawadi.
Selain kursus pilot, lanjut Wartanto, ada tiga daerah, yaitu Jogjakarta, Tangerang, dan Bandung yang meminta dibuat kursus pramugari. Alasannya sama untuk mengejar pertumbuhan industri penerbangan. "Semuanya sudah kita buat rekomendasi. Tapi harus ada izin juga di Perhubungan," ucapnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengaku tidak mengetahui usulan pembentukan kursus pilot tersebut. Saat ini, maskapai yang dipimpin Rusdi Kirana tersebut sudah memiliki sebuah sekolah penerbangan, yaitu Wing Flying School. "Sekolah tersebut khusus untuk pilot. Tapi kita ada kerjasama dengan beberapa sekolah lainnya untuk teknisi dan mekanik," katanya melalui sambungan telepon.
Sekolah tersebut, lanjut Edward, sudah memiliki kerjasama dengan Kementerian Perhubungan. Sebab, instansi yang memberikan lisensi adalah kementerian yang pernah dipimpin Hatta Rajasa tersebut. "Kita sudah meluluskan dua angkatan. Biasanya satu angkatan itu sebanyak 25 orang. Tapi kadang-kadang hanya 20 orang," tambahnya.
Menurut Edward, saat ini sekolah pilot tersebut memiliki lima pesawat latih. Awalnya ada enam pesawat. Tapi, berkurang karena kecelakaan di Cirebon. (cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Butuh 1.000 Pesawat
Redaktur : Tim Redaksi