Massa Bakar Keluarga Tukang Pangkas

Jumat, 22 Juni 2012 – 08:02 WIB

SIGLI - Susah memang untuk pembuktian, ataupun mengusut perkara terkait klenik (mistik). Karenanya sering kasus ini dijadikan alasan, menghakimi seseorang dan keluarganya, meski belum tentu tuduhan itu benar. Seperti kejadian di Gampong Meurandeh Alue, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya. Sekeluarga dikepung massa lalu dibakar hidup-hidup. Dalam naas kemarin, seorang sekarat pasca terpanggang dalam mobil.

Atas peristiwa maut tersebut, M Harun (62) kini kritis di rumah sakit umum daerah (RSUD) Sigli. Penduduk Gampong Meurandeh  Alue itu, mengalami luka bakar cukup parah di sekujur tubuh. Pasalnya, ia tak sempat keluar dari mobil, ketika terkepung massa yang naik pitam. Warga mengamuk dan menyiramkan bensin ke kenderaan, hingga api langsung berkobar dalam hitungan detik.

Aksi brutal dan tak berprikemanusiaan ini diceritakan Marzuki, saat ditemui Metro Aceh pada Kamis (21/6) siang di RSU Sigli. Kepada wartawan, Marzuki membantah tuduhan masyarakat yang mengatakan ayahnya sebagai pelaku santet.

"Orang tua saya cuma tukang pangkas, mana mungkin punya ilmu hitam dan mampu menyantet orang. Maut nyaris menghampiri ayah kami kemarin malam sekira pukul 22.00 WIB," tutur pemuda ini membuka percakapan.

Sebab pihaknya sebelum kejadian semalam, sempat  berselisih paham dengan keluarganya yang lain. Namun hal ini terjadi pada tahun 2009 lalu, karena keluarga dekatnya yakni M.Jafar meninggal. Namun istri almarhum, Rusna, malah pergi ke dukun dan menanyakan perihal tersebut. "Kata Rusna, dukun itu bilang ayah saya yang menyantet M.Jafar. Padahal ayah saya hanya tukang pangkas," jelasnya.

Kemudian selang beberapa bulan,  pakciknya yaitu Muhammad menderita sakit. Lagi-lagi ayahnya yang disalahkan, bahkan rumah mereka dikirim surat kaleng. Dimana isi adalah "Ka peupuleeh Cek Mat" (Kamu sembuhkan Cek Mat-Red).Pihaknya mengambil surat kaleng itu menyerahkan kepada Keuchik, untuk bisa diselesaikan. Alih-alih selesai melainkan kasus semakin melebar, lantaran pada 20 April 2012  anak perempuan Rusna, Mirza malah kerasukan.

"Mirza mengejar-ngejar ayah saya, hingga abangnya pun ikut meninju muka orang tua kami sampai memar. Dari kejadian-kejadian itu, membuat keluarga cekcok. Apalagi ayah juga dikejar massa dengan senjata tajam," ungkapnya.

Puncak dendam kesumat tersebut, terjadi kemarin malam. Awalnya, Harun bersama anak dan kerabatnya, mendatangi meunasah gampong tak jauh dari kediamannya. Ketiga pria tersebut tiba di lokasi mengenderai mobil kijang Innova BK 1613 RH.

"Kami sempat menemui Geuchik Gampong Meurandeh Alue Sulaiman. Tiba di meunasah, sudah banyak warga berkumpul untuk mendengar keterangan atas tuduhan santet. Terang saja keluarga saya menolak, tudingan memiliki ilmu hitam. Sayangnya di saat sedang memberi penjelasan, entah mengapa ada tiga warga sekitar kesurupan. Malah kami dituduh sebagai biang kerok, karena yang kerasukan itu menyebut-nyebut nama ayah," ujar Marzuki.

"Ayah saat kejadian tak turun dari mobil, jadi cuma kami yang di meunasah untuk bermusyawarah. Massa tiba-tiba mengamuk, lalu membom mobil dengan molotov serta menyiramkan bensin. Setelah api disulut, dalam hitungan detik kenderaan langsung terbakar. Orang tua saya tak sempat keluar dan terpanggang hidup-hidup di dalam mobil. Sementara saya dan kerabat lainnya, diselamatkan perangkat gampong di meunasah," ujar saksi sedih.

Kemarahan warga Gampong Meurandeh Alue tersebut baru reda, setelah petugas kepolisian tiba di lokasi kejadian. Mereka memboyong korban ke rumah sakit, sedangkan massa disuruh membubarkan diri. Pasca insiden naas, satu korban kritis dan dua lainnya selamat. Namun mobil Innova tampak hangus karena diamuk sijago merah.

Peristiwa malang tersebut, kini telah diselidiki aparat keamanan. Kasat Reskrim Polres Pidie AKP Raja Gunawan, kepada Metro Aceh pada Kamis (21/6), menyatakan sedang mengumpulkan saksi mata.  "Kami sudah mengantongi nama tersangka dan kasus ini masih dalam penyelidikan," tegas Kasat. (mir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kami Nggak Main Bang, Cuma Cium Aja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler