Masyarakat Agam Beri Dukungan Penuh Cagub Sumbar Mahyeldi Audy

Jumat, 13 November 2020 – 12:08 WIB
Wali Kota Padang Mahyeldi. (Antara/HO)

jpnn.com, AGAM - Doa dan dukungan untuk calon Gubernur Sumatera Barat nomor urut 4 Mahyeldi terus mengalir dari berbagai kalangan. Dukungan tersebut kali ini datang saat Mahyeldi menyambangi tokoh masyarakat Mantuang.

Salah satu tokoh masyarakat, yang juga Ketua Jamaah Asyatahiriyah Tengku Mudo Ismet Ismail, menerima kedatangan buya sapaan khas Mahyeldi. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Peringatan Moeldoko tak Main-Main Lho, Kopda Asyari Kena Sanksi Berlapis

Dia mendoakan dan mendukung Mahyeldi untuk menjadi Gubernur Sumbar.

"Mahyeldi Ansharullah sendiri merupakan orang asli Agam. Kemudian beliau mengharumkan nama kampungnya dengan menjadi wali kota padang dua periode. Pada masa kepemimpinan beliau Padang mengalami transformasi luar biasa seperti pembenahan pantai di Padang dan perbaikan jalan utama di sekitar masjid," kata dia dalam keterangan, Jumat, (13/11).

BACA JUGA: Sukarelawan Mahyeldi Tercengang Saat Ustaz yang Juga Pedagang Roti Itu Datang

Dia menjelaskan, perjalanan dari surau ke surau Buya Mahyeldi, tidak hanya berkunjung semata. Ada makna di balik kunjungan itu.

"Tidak begitu. Jika dilihat lebih dalam, ada empat pesan yang ingin disampaikan Buya Mahyeldi ke masyarakat Sumatera Barat. Pertama, Buya Mahyeldi ingin menyampaikan pesan surau merupakan simbol orang Minang yang menganut filsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah yang harus tetap hidup," papar dia.

BACA JUGA: Mahyeldi Ikhlaskan Gajinya Selama 6 Bulan Untuk Perang Lawan Corona

Kedua, lanjut dia, Buya Mahyeldi menghadirkan pesan, surau merupakan tempat mulia yang harus selalu dimakmurkan dengan berbagai kegiatan ibadah. Seperti salat berjemaah, zikir dan kegiatan keagamaan lainnya.

"Ketiga, Buya Mahyeldi secara tidak langsung memberikan pesan, surau merupakan sumber dari peradaban. Jika ingin masyarakat dan daerah maju, maka kembalikan semuanya ke surau. Terakhir Buya Mahyeldi memberikan pesan penting, surau adalah jiwanya, surau adalah cerminan dirinya," tegasnya.

Dia mengatakan, sangat jarang pemimpin atau calon pemimpin yang benar-benar menjadikan surau sebagai orientasi utama dalam membuat kebijakan yang dihadirkan ke masyarakat.

"Yang ada hanya memanfaatkan surau sebagai sarana mendulang suara sesaat. Setelah hasrat terpenuhi suraupun ditinggalkan. Disorientasi dan kesalahan niat dalam membangun sebuah peradaban," papar dia.

Dia mengungkapkan, hal tersebut tentu tidak bagi Buya Mahyeldi. Karena Buya Mahyeldi berasal dari surau tumbuh dan besar di surau.

"Bisa dilihat buah kepemimpinanya, Kota Padang kian tumbuh dan berkembang sangat pesat," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler