Masyarakat Ikut Menolak Holding Pegadaian

Kamis, 11 Maret 2021 – 15:33 WIB
Salah satu gerai PT Pegadaian. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat yang mengatasknamakan aktivis prorakyat menolak holding Pegadaian yang digagas Kementerian BUMN.

Mereka menilai holding itu akan mengabaikan nasib rakyat kecil yang selama ini terbantu dengan kehadiran Pegadaian.

BACA JUGA: Pegadaian Perpanjang Program Gadai Tanpa Bunga, Ini Syarat dan Caranya

Kelompok Aliansi Rakyat Peduli BUMN (AR BUMN) memasang 1000 spanduk di Jabodetabek sebagai bentuk aksi penolakannya.

Koordinator ARP BUMN Jati Pramestianto ini juga akan mengajak kaum buruh, aktivis dan mahasiswa untuk bergabung menolak holding Pegadaian.

BACA JUGA: Yuk, Berinvestasi Emas Pegadaian Mulai Rp10 Ribu

Menurut Jati, aksi holding tersebut sama saja dengan privatisasi terhadap Pegadaian. Selama ini, Pegadaian bersentuhan dengan usaha mikro dan melayani kebutuhan dana rakyat kecil.

"Saya khawatir hal itu akan mengubah fokus bidang usaha BUMN pembiayaan usaha mikro,” tegas Jati, dalam keterangannya, Kamis (11/3).

BACA JUGA: Kini Makin Mudah Mengakses Tabungan Emas Pegadaian Lewat LinkAja

Jati mengatakan Pegadaian memiliki peranan penting dalam mendukung ekonomi kerakyatan karena turut melayani masyarakat yang tidak bisa dilayani oleh bank.

Pegadaian juga berperan penting dalam membantu mencegah masyarakat terjerat renternir. “Rakyat yang selama ini terbantu dengan Pegadaian khawatir nantinya akan ada frame bisnis yang berubah," tegasnya.

Aktivis Front Pemuda Marhaen ini mengungkapkan bahwa performa Pegadaian selama ini sangat baik. "Jadi, tidak ada alasan untuk rencana holding itu," ucapnya.

Mestinya, kata Jati, holding BUMN ultra mikro itu fokus pada upaya memperbesar kredit atau bantuan modal.

Pegadaian sejak didirikan membawa misi khusus, yaitu memerangi praktik ijon, rentenir dan lintah darat, serta fokus pada masyarakat menengah ke bawah, tidak hanya ultra-mikro saja. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler