jpnn.com, PAMULANG - BRI Insurance terus mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya asuransi untuk melindungi harta dan aset dari berbagai risiko.
Salah satu langkahnya dengan menggandeng tim Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dalam kegiatan edukasi asuransi di Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (18/12).
BACA JUGA: Mitigasi Kerugian Akibat Bencana, BRI Insurance Cairkan Klaim Besar Nasabah
EVP Development and Operational Business Division BRI Insurance Eka Indria Sari, menjelaskan bahwa asuransi kerugian memberikan perlindungan atas kerugian finansial akibat kejadian tidak terduga.
"Dengan premi yang sangat minim, masyarakat sudah dapat menikmati perlindungan maksimal. Saat musibah terjadi, penggantian akan dilakukan oleh asuransi," ujar Eka, dalam keterangannya, Jumat (20/12).
BACA JUGA: BRINS dan PNM Dorong Literasi Asuransi untuk Pelaku Usaha Ultra Mikro di Yogyakarta
BRI Insurance menawarkan sekitar 70 produk asuransi kerugian yang mencakup berbagai kebutuhan, mulai dari asuransi kebakaran, kendaraan bermotor, rumah, apartemen, tempat usaha, hingga perlindungan satelit.
Menariknya, Eka mengungkapkan bahwa produk ini dirancang untuk menjangkau semua kalangan, termasuk ibu rumah tangga.
BACA JUGA: BRI Insurance Bayar Klaim Rp 2,4 Miliar untuk Kapal Karam
"Asuransi kebakaran, misalnya, premi hanya Rp50 ribu setahun. Ini berbentuk santunan, jadi tanpa survei, klaim akan diproses maksimal 10 hari setelah kejadian sesuai aturan OJK," jelas Eka.
Selain ibu rumah tangga, pelaku usaha kecil juga dapat memanfaatkan produk ini. Untuk mempermudah akses, BRI Insurance menyediakan layanan pembelian asuransi melalui aplikasi digital, seperti BRImo dan BRINSmobile.
"Tinggal pilih fitur asuransi, ikuti langkahnya, dan masyarakat sudah bisa memiliki polis untuk kebakaran, kendaraan bermotor, atau kecelakaan diri," tambah Eka.
Melalui berbagai produk dan kemudahan digital, BRI Insurance berharap asuransi kerugian makin dikenal dan membantu mereka menjaga stabilitas finansial di tengah risiko tak terduga. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh