ZURICH - Otoritas sepakbola dunia (FIFA) bertahun-tahun menolak melibatkan teknologi dalam pertandingan. Namun Jumat (6/7), organinasi pimpinan Sepp Blatter itu melunak dengan memperkenalkan sistem baru bernama Hawk-Eye.
Teknologi ini bisa membantu wasit untuk melihat dengan akurat apakah bola sudah melewati garis gawang atau tidak. Pasangan Hawk-Eye adalah GoalRef Technology. Kedua sistem ini digunakan secara bebarengan dan simlutan memperjelas terjadinya gol dan menghentikan perdebatan.
Sistem ini langsung digunakan pada English Premier League (EPL) musim 2012-2013. Biaya untuk membangun teknologi ini mencapai EUR 200 ribu (sekitar Rp 2,3 miliar) per stadion.
Dua teknologi ini sudah disetujui oleh Internasional FA Board (IFAB) di Zurich, Swiss. Organisasi ini akan menyupalai Hawk-Eye dan GoalRef ke 20 klub Liga Inggris Januari lalu. Sistem ini juga sudah digunakan pada babak semifinal dan final Piala FA 2013.
"Kami sudah memasang Hawk-Eye di Wembley. Kami ingin terus menyempurnakan teknologi ini. Jadi kami bisa menggunakannya secepat mungkin," kata sekretaris jenderal Federasi Sepakbola Inggris (FA) Alex Horne.
Sistem Hawk-Eye sudah dibangun dan digunakan secara luas di Inggris dalam satu dekade terakhir. Olahraga Cricktet dan Tenis sudah rutin menggunakan teknologi.
Nantinya di sepakbola, sistem ini akan menggunakan enam kamera berkecepatan tinggi di masing-masing gawang. Jika bola sudah penuh melewati garis gawang, radio akan mengirimkan sinyal ke jam tangan wasit.
Di sisi lain, Teknologi GoalRef dikembangkan di Belanda dan Jerman dan sudah mengalami pengetesan intensif di Liga Denmark musim lalu. Sistem kerjanya, ada chip yang tertanam di bola serta mistar dan tiang gawang. Kalau bola sudah melewati gawang, maka dalam setengah detik, jam tangan yang digunakan wasit bakal memunculkan tulisan berbunyi goal.
FIFA juga telah berkomitmen untuk mengimplementasikan Hawk-Eye di Piala Dunia 2014 di Brasil. Sebelumnya, teknologi ini juga akan digunakan pada Piala Dunia antar klub Desember mendatang di Jepang dan Piala Konfederasi di Brasil tahun depan.
Sejatinya FIFA sudah sangat terlambat untuk mengembangkan Hawk-Eye. Sebab, gol-gol kontroversial yang terjadi di turnamen-turnamen besar sudah lama terjadi. Salah satu yang paling legendaris adalah gol striker Inggris Geoff Hurst ke gawang Jerman pada final Piala Dunia 1966.
Gol overtime itu membantu Inggris yang saat itu menjadi tuan rumah merebut Piala Dunia pertama dan satu-satunya sepanjang sejarah. Hingga sekarang, gol itu masih mengundang perdebatan karena sangat meragukan.
Pada partai perdelapan final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, bola tendangan Frank Lampard ke gawang Jerman sebetulnya sudah jelas melewati garis gawang. Tetapi wasit Jorge Larrionda (Uruguay) dan asistennya tidak mengesahkan.
Kalau saja bola itu masuk, Inggris bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Tetapi, hal itu tidak pernah terjadi. Akhirnya Jerman melenggang dengan kemenangan 4-1.
Baru-baru ini di Euro 2012, giliran Inggris yang terselamatkan karena ketidakjelian wasit saat melawan Ukraina pada partai terakhir penyisihan grup. Gol striker Ukraina Marko Devic sebetulnya sudah melewati garis gawang sebelum dihalau oleh defender Inggris John Terry. Namun wasit tak melihat dan Inggris menang dengan skor 1-0.
"Bagi saya sebagai presiden FIFA, momen di Afrika Selatan sangat jelas dan membuat saya terguncang. Saya harus berterimakasih kepada Lampard. Karena dengan momen itu saya lantas melakukan reaksi nyata," ucap Blatter seperti dilansir Associated Press. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manfaatkan Laga untuk Pamer Skil
Redaktur : Tim Redaksi