JAKARTA - Tingginya belanja pegawai dan barang dinilai telah mengakibatkan penggunaan anggaran negara tak efisien. Itu pula sebabnya, saat ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN&RB) tengah menggodok langkah-langkah untuk efisiensi belanja pegawai maupun belanja barang.
"KemenPAN-RB tengah membahas masalah penghematan ini dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Jadi nanti belanja barang dan pegawai akan dihemat," kata MenPAN-RB Azwar Abubakar di Jakarta, Minggu (2/6).
Azwar menambahkan, dari pembahasan tersebut diketahui bahwa belanja pegawai memang sulit dikurangi karena sudah menjadi komponen tetap. Namun, efisiensi bisa dilakukan dengan membatasi penambahan pegawai baru.
"Sudah kita lihat porsi belanjanya. Kalau belanja pegawai banyak yang tidak bergeser. Peluang terbesar ada di penghematan belanja barang. Apalagi ada temuan belanja barang jadi membengkak karena ternyata dimasukkan komponen pembayaran honorarium serta kegiatan yang tidak berkaitan dengan kinerja," terangnya.
Menteri yang juga politikus Partai Amaat Nasional (PAN) itu menjelaskan, dari keseluruhan Pemda pada 2011 lalu, hanya 24 persen yang berkinerja baik. Azwar menyebut kondisi itu menjadi indikator bahwa anggaran negara selama ini terbuang untuk kegiatan yang tidak berbasis kinerja.
Karena Itu, pemerintah mencari peluang penghematan dengan cara penetapan anggaran yang berbasis kinerja. "Seluruh instansi baik pusat dan daerah wajib melakukan penghematan. Kalau sebelumnya hanya perjalanan dinas, kini sudah harus dengan belanja barang dan pegawai," pungkasnya.(esy/jpnn)
"KemenPAN-RB tengah membahas masalah penghematan ini dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Jadi nanti belanja barang dan pegawai akan dihemat," kata MenPAN-RB Azwar Abubakar di Jakarta, Minggu (2/6).
Azwar menambahkan, dari pembahasan tersebut diketahui bahwa belanja pegawai memang sulit dikurangi karena sudah menjadi komponen tetap. Namun, efisiensi bisa dilakukan dengan membatasi penambahan pegawai baru.
"Sudah kita lihat porsi belanjanya. Kalau belanja pegawai banyak yang tidak bergeser. Peluang terbesar ada di penghematan belanja barang. Apalagi ada temuan belanja barang jadi membengkak karena ternyata dimasukkan komponen pembayaran honorarium serta kegiatan yang tidak berkaitan dengan kinerja," terangnya.
Menteri yang juga politikus Partai Amaat Nasional (PAN) itu menjelaskan, dari keseluruhan Pemda pada 2011 lalu, hanya 24 persen yang berkinerja baik. Azwar menyebut kondisi itu menjadi indikator bahwa anggaran negara selama ini terbuang untuk kegiatan yang tidak berbasis kinerja.
Karena Itu, pemerintah mencari peluang penghematan dengan cara penetapan anggaran yang berbasis kinerja. "Seluruh instansi baik pusat dan daerah wajib melakukan penghematan. Kalau sebelumnya hanya perjalanan dinas, kini sudah harus dengan belanja barang dan pegawai," pungkasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ILO Ingatkan Keselamatan Kerja
Redaktur : Tim Redaksi