Menurut Ketua Panitia Festival Lalu Satria Wangsa, event tersebut digelar sebagai upaya menata kembali semangat kenusantaraan. "Kita ingin mengembalikan spirit Indonesia, sama seperti spirit Kitab Negarakertama yang dicontoh oleh pemerintah Indonesia. Itu yang ingin kita contohkan sekarang," jelas Satria.
Terpilihnya Kota Mataram menjadi tuan rumah bukan tanpa sebab. Satria menjelaskan, Kota Mataram memiliki keterkaitan sejarah dengan Kitab Negarakertama karangan Mpu Prapanca. "Kota Mataram lekat dengan sejarah Kitab Negarakertama. Karena zaman dulu, kitab ini ditemukan di Kota Mataram," sambungnya.
Selain keterkaitan sejarah, pemilihan Kota Mataram sebagai tuan rumah juga didasari spirit berbudaya dan pariwisata. Satria menilai, saat ini, Kota Mataram sedang giat mengembangkan budaya dan pariwisata. "Karena Kota Mataram juga sebagai etalase dari Provinsi NTB," lanjutnya.
Pusat kegiatan tidak hanya digelar di Kota Mataram. Penyelenggaraan festival juga akan digelar di beberapa tempat lainnya di NTB. Salah satunya di wilayah Sumbawa. "Tapi pusat acara tetap di Kota Mataram. Rencana penyelenggaraan selama delapan hari," jelasnya.
Meski kegiatan festival ini digelar FSKN, namun FSKN juga bekerja sama dengan pemerintah Kota Mataram, dengan meminta dukungan pada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Saat ini, persiapan terus dilakukan pihak panitia. Pasalnya, kegiatan ini melibatkan negara-negara kerajaan se-Asia Tenggara. "Dari sekarang sudah sounding dengan berbagai kalangan, pemerintah provinsi termasuk di kementerian," ujarnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi di kalangan keraton se-Nusantara dan kerajaan di luar negeri. Dengan digelarnya festival keraton dan adat tersebut, Satria berharap, kegiatan tersebut memiliki multi flyer effect terhadap daerah. Menurutnya, festival tersebut dapat menjadi media publikasi dan promosi untuk mengangkat daerah agar setara dengan daerah lain. "Juga akan berdampak pada segi ekonomi masyarakat. karena para tamu nanti dapat berbelanja, menikmati makanan dan berwisata. Banyak pedagang akan menikmati hasilnya," katanya.
Hal dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, IB Jayanta. Menurutnya, datangnya tamu-tamu dari Asia Tenggara merupakan peluang untuk mendorong ekonomi masyarakat Kota Mataram.
Agar menjadi tuan rumah yang baik, Jayanta mengingatkan, agar mempersiapkan segala hal dengan baik. Terutama protokoler dari masing-masing negara Asia Tenggara yang menjadi tamu undangan. "Ini tidak mudah. Sebab, ada protokoler yang harus disiapkan yang menyangkut kenegaraan," tandasnya. (cr-tnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus Tembak Mati Terduga Teroris di Poso
Redaktur : Tim Redaksi