jpnn.com, JAKARTA - Perencana keuangan, Mada Aryanugraha berbagi pemahaman terkait produk unit link perusahaan asuransi.
Mada menyebut penting untuk tahu mengenai produk asuransi sebelum membelinya, salah satunya unit link yang terbilang unik.
BACA JUGA: Ditjen Pajak Jelaskan Premi Unit Link
"Unit link merupakan produk asuransi yang unik, karena merupakan produk perlindungan untuk nasabah yang dilengkapi alokasi investasi," kata Mada dalam keterangan resmi, Senin (13/12).
Dengan begitu, lanjut dia, nasabah bisa menikmati nilai tunai yang lebih besar dari premi yang dibayarkan.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Mobil Toyota Innova yang Jatuh ke Jurang, Warga Baru Temukan Ini
"Produk unit link tidak hanya memberikan manfaat perlindungan buat nasabah, tetapi juga ada produk investasi di dalamnya,” tegasnya.
Terkait hal yang perlu diketahui oleh nasabah, Mada menjelaskan ialah pada alokasi investasi.
BACA JUGA: Mobil Toyota Innova Jatuh ke Jurang, Para Penumpang Hilang, Ada Secarik Kertas
"Besar kecil sebuah investasi tentunya masih mengandung risiko penurunan nilai aktiva bersih (NAB) per unit dari produk unit link yang dimiliki," katanya.
Dia menjelaskan nasabah idealnya tidak menarik hasil investasi yang diperoleh dari produk unit link saat NAB-nya meningkat, tetapi tetap disimpan.
Hal itu bisa dijadikan selayaknya jaring pengaman sosial ketika dalam satu waktu tertentu nasabah mengalami kesulitan untuk membayar premi.
Menurutnya, hasil investasi di unit link dapat menjaga keberlangsungan polis, sehingga nasabah tetap mendapatkan perlindungan.
"Jadi, hasil investasi di unit link bisa digunakan untuk membayar premi di saat nasabah mengalami kesulitan, demi mencegah lapse atau berhentinya pertanggungan,” ujarnya.
Oleh karena itu, target nasabah untuk tidak lagi membayar premi setelah kontrak polis berakhir bisa terwujud.
Hal itu berkat penyelenggara asuransi bisa mengalihkan hasil investasi yang diperoleh untuk menutupi insurance cost yang dibutuhkan.
Mada menekankan nasabah harus memahami bahwa selain proteksi, ada unsur investasi yang bisa dipilih sesuai risk profile.
Dia mencontohkan apabila nasabah adalah tipikal pengambil risiko yang rendah atau konservatif, unit link berbasis reksa dana pasar uang menjadi pilihan yang tepat.
Sementara itu,mereka yang moderat bisa memilih unit link berbasis reksa dana campuran atau pendapatan tetap.
Bagi nasabah dengan risk profile tinggi, maka unit link dengan underlying asset pada reksa dana saham adalah pilihan terbaik.
Hal yang perlu diingat, lanjut Mada, nasabah pemilik unit link adalah prinsip investasi high risk, high return. Low risk, low return.
"Makin besar potensi kenaikan nilai investasi akan diiringi oleh besarnya risiko penurunan nilai, sementara rendahnya potensi kenaikan nilai investasi akan diiikuti oleh risiko yang rendah pula," kata dia.
Selain itu, Mada juga mengingatkan nasabah harus teliti membaca prospektus produk unit link dan memahami risiko apa saja yang ditanggung oleh produk tersebut. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Asuransi Indonesia Perluas Bisnis Showroom dan Dealer Digital BROOM.ID
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha