Mau Kudeta, Sekretaris Golkar Dicopot

Minggu, 08 April 2012 – 16:49 WIB

MEDAN- Kabar didepaknya Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut Hardi Mulyono, berembus. Keputusan non-aktif itu kabarnya diambil dalam rapat tertutup yang dipimpin Ketua Umum DPP Partai Golkar Abu Rizal Bakrie di Jakarta, kemarin.

Hardi, yang juga anggota DPRDSU itu, dicopot lantaran menggelar rapat gelap  dengan 15 DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota Sumut di Hotel Polonia beberapa hari lalu.

Pertemuan itu disebutkan menggiring mosi tidak percaya kepada Plt Ketua DPD Partai Golkar Sumut yang saat ini dipegang Andi Ahmad Dara alias Adai.

Sumber Sumut Pos (Grup JPPNN di internal DPD Partai Golkar Sumut mengungkapkan, pada Sabtu (6/4), Hardi dipanggil ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan tindakannya mengumpulkan para pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota.

‘’Sejumlah kader Golkar Sumut menyesalkan gerakan perlawanan yang dimotori Hardi selaku sekretaris partai,’’ ujar sumber tersebut. Hardi sendiri disebutkan tidak membantah laporan yang dialamatkan pada dirinya. “DPP langsung mengambil sikap dengan mengeluarkan surat peringatan yang akan disusul dengan tindakan tegas,’’ katanya.

Pihak DPP dikabarkan amat menyayangkan tindakan Hardi yang dinilai tak mendukung keputusan DPP soal penetapan Adai sebagai Plt Ketua Partai Golkar Sumut. “Dari situ berkembang keinginan mencopotnya dari jabatan sekjen.

Sejumlah pengurus DPD Kabupaten/Kota di Sumut yang hadir di situ juga mendukung keputusan tersebut,” tukas sumber itu lagi. Sejumlah nama disebut-sebut akan mengganti posisi Hardi yakni Wagirin Arman, Hanafi Harahap, dan Chaidir Ritonga.

“Itu nama-nama yang mencuat. Tapi itu juga menunggu keputusan Pak Ketum (Abu Rizal Bakrie, Red). Dalam pertemuan itu Pak Ketum minta seluruh kader Partai Golkar Sumut tetap sehati dan solid,” katanya lagi.

Dihubungi Sumut Pos via telepon Sabtu (7/4) malam, Hardi tak bersedia mengangkat ponselnya. Begitu pula pesan pendek yang dikirimkan tak bersedia dibalas. Sementara, Wasekjen DPP Partai Golkar Leo Nababan menanggapi dingin informasi dicopotnya Hardi Mulyono.

“Saya tidak mau menanggapi hal-hal yang sifatnya informasi yang tidak jelas. Karena kalau katanya-katanya tanpa bukti dan sumber yang pasti, itu tidak bisa dijadikan acuan,” ungkap Leo menjawab Sumut Pos di Jakarta.

Hanya saja dari nada bicaranya tersirat kekecewaan jika informasi yang sifatnya internal partai itu bocor kepada media. “Penegasan pak Ketum sudah jelas. Jangan ada rahasia rumah tangga yang dikeluarkan. Kalau suara Ketum saja tak didengar ya, mau apa lagi kita?” ungkapnya.

Leo meminta para kader Partai Golkar di Sumut sebaiknya fokus dengan tugas masing-masing. “Kalau sebatas info-info saja tolong tanyakan langsung kepada orang tersebut. Memang ada suratnya?” tantang Leo. (rud/gir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi-Ahok Intensifkan Sambangi Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler