Maunya Serba Gratisan

Sabtu, 03 November 2012 – 08:32 WIB
Muhaimin Iskandar. Foto: Arundono/dok.JPNN
RILEKS itu perlu. Masalah perburuhan yang terus menggelora, ditambah urusan penetapan upah minumum yang belakangan menyita waktu, nyaris membuat Muhaimin Iskandar tak bisa istirahat.

Belum lagi harus kerap kunjungan kerja ke daerah, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans). Penat memang. Namun, justru aktivitas ke daerah memberikan kesempatan baginya untuk menyalurkan hobi unik. Wisata kuliner, sekaligus berburu beragam jenis teh.

Ya, teh merupakan barang istimewa bagi alumni Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Magister Komunikasi Universitas Indonesia (UI) itu. Sampai-sampai, di kala dinas ke luar negeri pun, mantan Wakil Ketua DPR RI berupaya mencicipi teh khas negara yang dikunjungi.

Berikut petikan obrolan Muhaimin Iskandar ketika ditemui wartawan JPNN Nicha Ratnasari di ruang kerjanya usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) di Gedung Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) , Jakarta, Jumat (2/11).

Anda sebagai pejabat negara pastinya sangat sibuk sekali. Tapi Anda apakah masih sempat memiliki waktu luang di rumah?

Ya, saya memang sangat sibuk. Kegiatan saya hampir 25 – 30 persen berada di daerah. Malah mungkin bisa mencapai 50 persen. Tapi saya Alhamdulillah masih bisa memiliki waktu luang dan bersantai walaupun minim sekali.

Saat Anda menikmati waktu luang, apa yang Anda kerjakan? Anda punya hobi apa?
Kalau ditanya hobi, saya juga bingung. Saya sebenarnya juga tidak tahu hobi saya itu apa ya. Tapi kalau boleh dibilang, yang mengganggu saya saat di luar kota itu adalah makanan atau sajian kulinernya. Mungkin itu hobi saya. Karena  makanan-makanan di daerah itu enak semua. Dari berbagai jenis kuliner di masing-masing daerah itu kan banyak jenisnya.

Tapi mungkin dari situ, akhirnya berkembang dan saya memiliki kebiasaan dan mungkin bisa dikatakan menjadi hobi juga. Saya punya hobi baru, yaitu mengumpulkan jenis-jenis teh yang enak. Itu awalnya dari kebiasaan kuliner saja. Dengan mengunjungi beberapa daerah dan mencicipi teh terutama di Jawa Tengah khususnya Brebes dan Tegal, tehnya itu kan khas sekali.

Apakah Anda memang penggemar teh?
Ya, saya sangat suka minum teh. Saya pun juga takjub, karena ternyata teh itu banyak sekali jenis-jenisnya. Di Indonesia saja, juga punya jenis teh yang cukup banyak dan bervariasi. Kesimpulan saya, dengan mencicipi dan mengoleksi berbagai macam teh itu tetap Indonesia punya banyak varian baik yang asli maupun yang campuran.

Wah, Anda sampai mengoleksi jenis-jenis teh juga?
Iya, saya akhirnya suka untuk mengoleksi teh. Di Jawa Tengah itu yang paling enak adalah teh campuran. Di Solo, ada beberpa jenis teh campuran yang diracik oleh teman saya yang juga seorang wartawan, tapi sekarang sudah bukan wartawan lagi, namanya Blontang Pur.  Dia memberi nama  racikan tehnya ‘Blontea’ yang merupakan singkatan ‘Blontang Tea’.  Blontea itu jenis teh yang diracik dari hasil campuran teh  yang berasal dari berbagai daerah. Kemudian, diramu dan menghasilkan rasa yang khas.

Apa sekarang ini Anda juga terbisa untuk meracik atau mencampur adukkan teh dari berbagai daerah atau dari mancangera?
Belum. Nah, tapi dari kebiasaan meminum teh campuran itu akhirnya saya punya keinginan untuk bereksperimen mencampur beberapa teh yang saya punya dari China. Saya akan menyaingi Blontea itu. Saya mau kasih nama teh racikan saya, ‘MI-Tea’ artinya ‘Muhaimin Iskandar Tea’ . Saya mau tanding enak-enakan rasanya..ha..ha..ha..ha..ha.

Koleksi teh Anda hingga saat ini sudah mencapai berapa ?
Koleksi teh yang saya punya cukup banyak. Namun kalau dihitung berdasarkan jenisnya ada 25 jenis teh. Tapi saya punya dari berbagai macam negara. Misalnya, dari China, Korea, Jepang, Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya.

Saya mendapatkan teh-teh itu saat saya bertugas ke luar negeri. Pasti, secara sengaja atau tidak sengaja, saya mendapatkan jenis teh yang menjadi ciri khas negara-negara tersebut. Tapi, ada juga beberapa teh yang merupakan oleh-oleh dari teman saya yang baru pulang dari luar negeri.

Malah kadang-kadang kan suka  dapat bonus dari hotel  tempat saya menginap di luar negeri. Ya pokoknya yang namanya gratisan, ya saya mau saja, ha..ha..ha..ha.

Jenis teh dari mancanegara, Anda lebih suka yang mana?
China dan Jepang cukup banyak jenis atau variannya. Saya suka sekali.  Tapi kalau teh hjaju, tidak ada yang bisa mengalahkan Jepang.  Teh hijau Jepang itu menurut saya paling enak. Di Jawa, kayaknya untuk membuat teh hijau masih dalam taraf belajar dan belum ada yang seenak teh hijau buatan Jepang. Kita memang harus masih banyak belajar. Peluang untuk membuat teh hijau itu harus dikembangkan di Indonesia.

Kalau untuk koleksi teh dari Indonesia sendiri bagaimana?

Kalau koleksi teh dari Indonesia, saya punya banyak sekali. Karena bagaimanapun, Indonesia masih jauh lebih kaya jenis tehnya dibandingkan degan negara lain di seluruh dunia. Yang paling enak ya di Tegal itu ‘nasgitel’ (panas-legi kentel). Teh asli yang kental dan sangat khas. Enak banget.***

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mereka Bukan Anggota Kami

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler