jpnn.com, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan tuntutan kepada pemerintah di acara May Day Fiesta di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu, 14 Mei 2022.
Sebelum di GBK, massa demo May Day 2022 menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR.
BACA JUGA: 2 Jenderal di Tengah Massa Demo May Day 2022, Hidup Buruh!
Said Iqbal mengatakan May Day Fiesta menjadi momentum bagi Partai Buruh bersama Gerakan Buruh Indonesia untuk mendorong perwujudan negara sejahtera yang berbasis kesejahteraan kelas pekerja.
Menurutnya, perwujudan negara sejahtera bisa dicapai melalui tiga prinsip, yaitu kesetaraan kesempatan, retribusi kekayaan yang adil dan merata, serta tanggung jawab publik.
BACA JUGA: Massa Demo May Day 2022 Kepung Mobil Sedan, Ada Pemukulan, Tegang
Said Iqbal dalam konferensi pers "May Day Fiesta" di GBK seusai demo buruh 14 Mei di depan gedung DPR menjelaskan kesetaraan kesempatan adalah keadaan saat para pemodal diperbolehkan untuk kaya. Namun, para pekerja tidak boleh miskin.
Pria kelahiran 5 Juli 1968 itu mengatakan retribusi kekayaan yang adil dan merata dapat diwujudkan melalui jaminan-jaminan sosial.
BACA JUGA: Lautan Buruh di Stadion GBK Senayan, Said Iqbal: Ini Perjuangan Suci
Tokoh gerakan buruh Indonesia itu menyampaikan ada lima jaminan sosial yang didorong oleh sekitar 50 ribu massa buruh di GBK, yakni jaminan makanan, pendidikan gratis, perumahan, air bersih, dan jaminan pengangguran.
"Mengenai jaminan makanan, ini berarti tidak boleh ada rakyat kelaparan di negara kaya. Kami minta Pemerintah memberikan jaminan makanan sebesar Rp 500.000 dalam bentuk ATM kepada para buruh. ATM tersebut dipegang oleh ibu-ibu dan digesek saat hendak membeli kebutuhan makanan," ujar Said.
Said mengatakan ATM tersebut tidak bisa diuangkan. Penggunaan ATM itu dapat dilakukan di toko-toko rakyat yang menyediakan kebutuhan makanan.
Said Iqbal menyatakan jaminan tersebut tidak akan membebankan APBN. Uang Rp 500.000 dikalikan sekitar 30 juta orang miskin hanya Rp 15 triliun per bulan.
“Lalu, setahun berarti Rp 180 triliun. Jumlah itu bernilai kecil dibandingkan APBN kita yang diperkirakan tembus pada angka Rp 3.500 triliun pada tahun 2024," kata dia.
Prinsip tanggung jawab publik, Said menjelaskan hal itu adalah keadaan saat negara mampu membayar para buruh ketika mereka mengalami kesusahan dan para buruh pun mampu membayar negara saat sehat, seperti melalui pembayaran pajak.
Said menyebut aksi May Day Fiesta ini diikuti oleh sekitar 50 ribu yang terdiri atas buruh petani, nelayan, pembantu rumah tangga, tenaga honorer, miskin kota ataupun desa, ibu rumah tangga, ojek online (ojol), dan kelas pekerja lainnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu