BANDA ACEH - Usai sudah perantauan Gunoko (30) di "negeri orang". Buruh bangunan ini menghembuskan nafas terakhir, di RSU Zainal Abidin, Banda Aceh pasca mengalami luka tembak. Sementara di kepalanya, masih bersarang proyektil peluru milik kelompok misterius.
Sabtu (7/1) siang sekira pukul 11.00 WIB, korban asal Semarang tersebut diterbangkan ke kampung halaman. Mayat dibungkus kain kafan dan dikemas dalam peti mati, diboyong naik pesawat Garuda Airways GIA-142.
Amatan Metro Aceh (Grup JPNN), peti jenazah almarhum Gunoko, keluar dari instalasi jenazah RSUDZA sekira pukul 10.30 WIB. Sebuah ambulan rumah sakait tersebut, dan dua petugas mobil jenazah terlihat mengangkat peti, untuk dimasukkan ke dalam mobil. Setelahnya mobil jenazah pun, berangkat menuju Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.
Tidak ada prosesi khusus pengantaran jenazah Gunoko ke Bandara. Begitu juga keluarga mendiang Gunoko, tdak ada yang mendampingi. Hanya terlihat Toke Chek atau Syafwan Abdullah, pemilik proyek pembangunan Ruko serta mandor bangunan. Satu lagi Ahmad Sadik, ia merupakan rekan kerja di tempat yang sama, yang akan mendampingi jenazah Gunoko hingga ke rumah duka di Desa Donoloyo, Donorejo, Kecamatan Karang Tengah, Demak, Jawa Tengah.
Menurut Ahmad, jenazah akan dimakamkan di Desa Donoloyo, Donorejo, Karang Tengah, Demak. Sementara itu, sehari sebelumnya Toke Chek mengungkapkan kepada koran ini, jenazah akan diterbangkan ke Kecamatan Guntor, Demak, Jawa Tengah. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada pihak yang mau menyebutkan, mengapa jenazah diantarkan dan dimakamkan di kecamatan yang berbeda.
Disebutkan Ahmad, kalau mendiang Gunoko meninggalkan seorang istri dan dua anak. Satu berusia 13 tahun, dan satu lagi masih berumur empat tahun, Andri yang duduk di sekolah taman kanak-kanak. Dari rekan sekerjanya ini, diungkapkan kalau seminggu yang lalu, Gunoko menghubungi ayahnya di Donoloyo melalui telephone selulernya.
Saat itu, Gunoko mengatakan kalau ia akan pulang seminggu lagi. Ia juga mengirimkan uang sebesar Rp1.200.000,- untuk keperluan anak dan istrinya Sulastri Wahyuni. Tak dinyana, kata Ahmad, kalau Gunoko yang memang pendiam ini, betul-betul pulang seminggu kemudian sesuai dengan yang dijanjikannya ke ayahnya.
Masih amatan Metro Aceh, usai mengangkat peti jenazah ke pihak cargo pesawat, kedua petugas mobil ambulance RSUDZA, balik kanan dan meninggalkan bandara.
Setibanya pesawat garuda dengan nomor penerbangan GIA-142 di Bandara SIM pukul 11.45 WIB. Ahmad Sadik pun masuk untuk chek in, begitu juga peti jenazah Gunoko terlihat dimasukkan ke dalam pesawat.
Beberapa menit setelahnya, pesawat tinggal landas meninggalkan Bandara SIM, menerbangkan jenazah Gunoko, kembali ke kampung halamannya memenuhi janji kepada ayahnya. Selamat jalan Gunoko! (ian/RA)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicari, Calon Dirut PDAM
Redaktur : Tim Redaksi