JAKARTA - Mayoritas kalangan kelas menengah di perkotaan ternyata masih belum memutuskan partai politik yang akan dipilih pada Pemilu 2014 mendatang. Hal itu diketahui dari survei Publica Research and Consulting terhadap 1300 responden yang tersebar di 33 ibu kota provinsi di Indonesia.
Direktur Eksekutif Publica Research and Consulting, Rahadi Wiratama memaparkan, dari 1300 responden ternyata 59,7 persen belum memutuskan tentang parpol yang akan dipilih. Angka itu terdiri dari 25,4 persen responden yang masih merahasiakan pilihannya dan 34,3 persen lainnya belum menjawab. "Sementara 9,5 persen tidak memilih alias golput," kata Rahadi saat memaparkan hasil survei itu di Jakarta, Rabu (20/3).
Namun dari hasil survei itu juga diketahui bahwa di kalangan kelas menengah, PDI Perjuangan menempati peringkat teratas dengan tingkat dukungan 7,2 persen. Sedangkan Partai Demokrat di peringkat kedua (6,2 persen) dan Partai gerindra (6 persen) di urutan ketiga.
Golkar ternyata bukan favorit kalangan menengah, sehingga terlempar dari posisi tiga besar ke urutan keempat dengan dukungan 4,2 persen. Selanjutnya secara berturut-turut, Partai Nasdem berada di peringkat kelima (2,5 persen), PKS (1,7 persen), PAN (1,6 persen), PPP dan Hanura masing-masing 0,6 persen, dan PKB (0,4 persen).
Rahadi menjelaskan, tingginya tingkat warga yang belum menentukan pilihan disebabkan responden memilih bersikap menunggu. "Sikap wait and see ini relatif merata di masyarakat yang ada di Pulau Jawa dan yang ada di luar Pulau Jawa," paparnya.
Dalam survei via telepon yang dilakukan dari 18 sampai 21 Februari 2013 itu responden juga disodori pertanyaan tentang parpol yang dianggap paling peduli dengan kepentingan rakyat. Hasilnya, PDIP dianggap paling peduli kepentingan rakyat dengan tingkat dukungan 8,2 persen, diikuti Partai Demokrat (6,8 persen), PKS (3,9 persen), Golkar (3,6 persen), serta Gerindra (3,6 persen).
Sementara tentang parpol yang dianggap paling bersih, responden menempatkan Gerindra di peringkat pertama (3,9 persen). Selanjutnya ada Partai Demokrat (2,5 persen), PDI Perjuangan dan PKS masing-masing 2,4 persen, serta Golkar (1 persen).
"Naiknya pamor Gerindra hingga bisa berada di peringkat ketiga (parpol yang dipilih kalangan menegah, red) disebabkan oleh persepsi masyarakat yang melihat partai itu sebagai yang paling bersih dari korupsi," bebernya.
Rahadi menambahkan, lembaga survei yang menempatkan bekas Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim sebagai board of trustee itu melakukan survei dengan tujuan untuk memotret sikap, pandangan, dan kecenderungan perilaku politik kelas menengah yang pemilik telepon residensial (pelanggan Telkom, red) di 33 ibu kota provinsi. Margin of error dalam survei itu kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(ara/jpnn)
Direktur Eksekutif Publica Research and Consulting, Rahadi Wiratama memaparkan, dari 1300 responden ternyata 59,7 persen belum memutuskan tentang parpol yang akan dipilih. Angka itu terdiri dari 25,4 persen responden yang masih merahasiakan pilihannya dan 34,3 persen lainnya belum menjawab. "Sementara 9,5 persen tidak memilih alias golput," kata Rahadi saat memaparkan hasil survei itu di Jakarta, Rabu (20/3).
Namun dari hasil survei itu juga diketahui bahwa di kalangan kelas menengah, PDI Perjuangan menempati peringkat teratas dengan tingkat dukungan 7,2 persen. Sedangkan Partai Demokrat di peringkat kedua (6,2 persen) dan Partai gerindra (6 persen) di urutan ketiga.
Golkar ternyata bukan favorit kalangan menengah, sehingga terlempar dari posisi tiga besar ke urutan keempat dengan dukungan 4,2 persen. Selanjutnya secara berturut-turut, Partai Nasdem berada di peringkat kelima (2,5 persen), PKS (1,7 persen), PAN (1,6 persen), PPP dan Hanura masing-masing 0,6 persen, dan PKB (0,4 persen).
Rahadi menjelaskan, tingginya tingkat warga yang belum menentukan pilihan disebabkan responden memilih bersikap menunggu. "Sikap wait and see ini relatif merata di masyarakat yang ada di Pulau Jawa dan yang ada di luar Pulau Jawa," paparnya.
Dalam survei via telepon yang dilakukan dari 18 sampai 21 Februari 2013 itu responden juga disodori pertanyaan tentang parpol yang dianggap paling peduli dengan kepentingan rakyat. Hasilnya, PDIP dianggap paling peduli kepentingan rakyat dengan tingkat dukungan 8,2 persen, diikuti Partai Demokrat (6,8 persen), PKS (3,9 persen), Golkar (3,6 persen), serta Gerindra (3,6 persen).
Sementara tentang parpol yang dianggap paling bersih, responden menempatkan Gerindra di peringkat pertama (3,9 persen). Selanjutnya ada Partai Demokrat (2,5 persen), PDI Perjuangan dan PKS masing-masing 2,4 persen, serta Golkar (1 persen).
"Naiknya pamor Gerindra hingga bisa berada di peringkat ketiga (parpol yang dipilih kalangan menegah, red) disebabkan oleh persepsi masyarakat yang melihat partai itu sebagai yang paling bersih dari korupsi," bebernya.
Rahadi menambahkan, lembaga survei yang menempatkan bekas Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim sebagai board of trustee itu melakukan survei dengan tujuan untuk memotret sikap, pandangan, dan kecenderungan perilaku politik kelas menengah yang pemilik telepon residensial (pelanggan Telkom, red) di 33 ibu kota provinsi. Margin of error dalam survei itu kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewan Pembina Tak Ingin Anas Muncul di KLB
Redaktur : Tim Redaksi