jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani mengingatkan pemerintah, untuk hati-hati melonggarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada masa pandemi Covid-19.
“Sama seperti ketika pemerintah menerapkan prinsip keberhatian sebelum memutuskan sebuah daerah diizinkan menjalankan PSBB, maka prinsip yang sama perlu diterapkan sebelum memutuskan untuk melonggarkan PSBB di sebuah daerah,” kata Puan, Senin (11/5).
BACA JUGA: Puan: Kita Butuh Gotong Royong Berskala Besar
Puan mengatakan keputusan dilakukan atau tidaknya relaksasi PSBB harus dibuat berdasar data yang lengkap, dan dianalisis secara cermat guna menghindari terjadinya peningkatan kasus infeksi baru.
Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan simulasi relaksasi untuk melihat dampak yang ditimbulkannya.
BACA JUGA: PSBB Tidak Jelas karena Regulasi yang Aneh-aneh, Lebih Baik Dihentikan
“Ini bukan tentang memilih antara roda ekonomi atau roda kesehatan, melainkan mencari keseimbangan bagaimana kedua roda itu tetap bergerak seiringan di tengah pandemi Covid-19,” paparnya.
Puan mengatakan apa pun kebijakan yang nantinya diputuskan harus disosialisasikan secara utuh disertai pelaksanaan yang terkoordinasi, sehingga tidak akan muncul kebingungan-kebingungan di masyarakat.
BACA JUGA: Senjata Makan Tuan, Rudal Angkatan Laut Iran Tewaskan 19 Pelaut
Selain itu, tambah Puan, perlu adanya kedisiplinan, solidaritas, empati dan konsisten dalam menanggulangi pandemi Covid-19.
“Hal ini dikarenakan penyelesaian pandemi ini merupakan tugas bersama dan butuh gotong royong bersama untuk menyelesaikannya," ungkapnya.
Politikus PDI Perjuangan itu mengingatkan salah satu yang penting diperhatikan dalam melonggarkan PSBB ialah angka perkembangan pasien positif corona yang masih fluktuatif sebagaimana data harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Selain itu, data lain menunjukkan bahwa kapasitas harian tes PCR masih belum mencapai target yang ditetapkan Presiden Jokowi.
“Yaitu masih 5.000 spesimen per hari atau masih separuh dari target 10.000 spesimen per hari,” katanya. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy