jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan, nilai-nilai keindonesiaan mesti diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menerapkan nilai itu, Indonesia mampu bangkit dari setiap krisis dan tantangan yang dihadapi.
BACA JUGA: Dampak Krisis Global di Depan Mata, Mbak Rerie Minta Hal Ini Secepatnya Dilakukan
"Bicara tentang nilai-nilai baik bangsa ini, kami bisa gali kembali pikiran-pikiran besar para pendiri bangsa seperti yang tercetus pada peristiwa Kebangkitan Nasional 1908 dan Sumpah Pemuda 1928," kata Lestari.
Hal itu dikatakan saat membuka focus group discussion yang digelar bersama MPR RI, Forum Diskusi Denpasar 12, dan Nenilai secara hybrid.
BACA JUGA: Mbak Rerie Imbau Pelaksanaan PTM 100% Harus Kedepankan Faktor Kesehatan
Diskusi ini bertema Nilai-Nilai Baik untuk Indonesia Bangkit; Sebuah Renungan Kebangkitan Nasional di gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (18/5).
Hadir dalam diskusi tersebut Dr. Richard Barrett (Founder/Managing Director, Barrett Academy for The Advancement of Human Values), Uli Silalahi (Chair Women20) dan Yudi Latif MA, Ph.D (Pakar Aliansi Kebangsaan) sebagai narasumber.
BACA JUGA: Mbak Rerie Imbau Kebangkitan UMKM Harus Dijaga dengan Konsisten
Menurut Lestari, bangsa ini harus memahami apa yang akan dilakukan dan didalami terhadap nilai-nilai yang dimiliki.
Rerie, sapaan akrab Lestari, menjelaskan bahwa Indonesia kini tidak hanya berhadapan dengan tantangan infiltrasi ideologi, tetapi juga nilai yang mereduksi kekayaan nilai pada sikap skeptis dan pesimistis.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menilai Indonesia memiliki filosofi kehidupan berbangsa yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, dan tata aturan yang menjamin keutuhan kehidupan berbangsa.
Dalam diskusi ini, Founder/Managing Director Barrett Academy for The Advancement of Human Values Richard Barrett mengungkapkan, kesejahteraan personal akan membentuk kesejahteraan nasional.
Indonesia, menurut Richard, mempunyai modal sosial yang baik untuk menuju kesejahteraan lewat nilai-nilai gotong royong.
Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif menilai, di tengah terjadinya banyak perubahan yang berdampak keterpurukan saat ini, banyak alasan untuk bangkit.
"Kebangkitan ini dimulai dari pembangunan nilai-nilai, seperti budi pekerti," ucapnya.
Dalam forum itu, Chair Women20 Uli Silalahi berpendapat peran perempuan menjadi kunci penanaman nilai-nilai baik kepada keluarga.
Perempuan butuh pemberdayaan agar mampu menanamkan nilai-nilai secara baik terhadap lingkungannya," ujarnya.
Direktur Operasional Pertamina Foundation Yulio S. Bulo tertarik dengan pendapat Barret yang mengungkapkan pembangunan kesejahteraan sosial satu negara harus dimulai dari keluarga.
Menurut Yulio, kalau penanaman nilai-nilai dimulai dari rumah, orang tua harus memiliki tingkat intelektual yang baik.
"Era digital berpotensi membuat generasi muda terkungkung dengan nilai-nilai yang disukainya saja akibat pengaturan algoritma sosial media yang dimilikinya," kata Yulio.
Pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab menilai ada miskonsepsi dalam menetapkan satu cita-cita sehingga perlu sikap kritis dalam prosesnya agar mendapatkan pemahaman yang sama.
Najeela berpendapat penting untuk menetapkan kesuksesan kolektif sehingga penetapan nilai-nilai tidak untuk anak tertentu. Harus ada keteladanan kolektif.
"Transfer pengetahuan tentang nilai-nilai dalam konteks yang lebih luas menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan," ujar Najeela.
Pendiri Ganara Art Tita Djumaryo berpendapat, pendidikan seni bisa memberikan kemampuan kritis dan inklusi sosial kepada generasi muda.
"Dengan begitu, para pemuda memiliki kesempatan untuk menyebarkan nilai-nilai yang kami miliki seperti keberagaman dan berpikir kritis," ujar Tita.
Direktur SPAK Maria Kresentia mengungkapkan, korupsi dekat sekali dengan keseharian masyarakat.
Karena itu, nilai-nilai antikorupsi harus ditanamkan sejak dini lewat permainan yang menyenangkan.
Dengan permainan itu, ujar Maria, komunitasnya menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada keluarga dan masyarakat.
"Tindak korupsi merupakan awal dari pelanggaran terhadap nilai-nilai. Sehingga penting untuk menanamkan nilai antikorupsi pada kelompok usia dini hingga dewasa," ucap Maria.
Direktur SDM Food ID Endang Suraningsih menilai keberagaman merupakan nilai-nilai yang kita miliki.
"Keberagaman atau gender diversity di lingkungan BUMN, ujar Endang, memberi dampak positif terhadap perkembangan bisnis," ucap Endang.
Menurut Kepala Divisi Institutional Relations, Mind ID Niko Chandra membicarakan nilai-nilai yang sangat berkaitan dengan pengembangan entitas bisnis.
Perusahaan dengan corporate value, jelas Niko, memiliki peluang tumbuh dua kali lebih besar daripada yang tidak menerapkan nilai-nilai tertentu.
Politisi Partai NasDem Prof Bachtiar Aly berpendapat, modal sosial seperti sopan santun dan gotong royong harus terus digaungkan.
"Tingkat kemarahan masyarakat yang tinggi harus dijawab dengan membuka ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan pendapat di ruang publik," ucapnya.
Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia, Muhammad Rahmat Yananda menuturkan, nilai-nilai kebinekaan dapat diaktualisasikan dalam keseharian.
"Apakah keberagaman kita membawa suatu kebaruan atau kemajuan, itu yang menjadi tantangan sekarang," ujarnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi