jpnn.com, JAKARTA - Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut mengisahkan kembali sejumlah peristiwa tentang Presiden kedua RI HM Soeharto lewat sebuah artikel berjudul "Bersyukurlah Kita Masih Diuji Allah" di laman pribadinya.
Hal ini dicuitkan Tutut lewat akun Twitter-nya @TututSoeharto49, Senin (8/6), mengenang 99 tahun HM Soeharto.
BACA JUGA: Mbak Tutut: Siapa Manusia yang Tega Menyebarkan Berita Keji Tersebut?
"Tulisan ini dalam rangka 99 Tahun, HM Soeharto (21 Juni 1921 – 21 Juni 1920). Kisah selengkapnya sebagaimana link berikut," cuit Tutut sembari menautkan tulisan di laman pribadinya.
Dalam postingannya itu, Tutut menuliskan penggalan kisah yang terjadi detik-detik lengsernya sang ayah dari pucuk kepemimpinan RI pada 1998.
BACA JUGA: Mbak Tutut: Ibu Tien Soeharto Dirikan Yayasan Harapan Kita Bermodal Rp 100 Ribu
Pada saat Pak Harto sudah memutuskan untuk berhenti menjadi Presiden RI, katanya, ada beberapa kepala negara menawarkan perlindungan untuk Presiden Soeharto.
"Ada beberapa presiden menawarkan bapak untuk datang ke negaranya dan beliau-beliau siap melindungi bapak," sebut Tutut.
BACA JUGA: Tokoh Agama Positif COVID-19, Istrinya Meninggal Dunia
Namun, Presiden RI yang berkuasa sekitar 32 tahun itu memberikan jawaban yang tegas bahwa dirinya tidak akan pergi ke mana-mana.
"Saya akan tetap di sini. Sampaiken terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-negara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalken Indonesia. Saya lahir di Indonesia. Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia, negeri dimana saya dilahirken," demikian jawaban Pak Harto .
Jawaban dari Pak Harto tersebut membuat Tutut sebagai putrinya merasa bangga sekaligus haru.
"Mendengar jawaban bapak, rasa bangga dan haru, tak dapat dibendung. Bapakku seorang negarawan dan ksatria. Tidak akan “tinggal glanggang colong playu” (lari dari masalah atau lari meninggalkan tanggung jawab)," tulis Tutut. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam