Medco Bagikan Dividen Senilai USD 22,5 Juta

Senin, 14 Mei 2012 – 01:24 WIB

JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membagikan USD 22,53 juta atau setara 26 persen dari total laba bersih sebesar USD 85,073 juta pada 2011 sebagai dividen. Perusahaan yang dipimpin Arifin Panigoro itu juga menganggarkan dana maksimum USD 5,8 juta untuk gaji karyawan sepanjang 2012.
    
Direktur Utama Medco, Lukman A Mahfoedz, dalam keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin mengatakan sebagai hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) disepakati bahwa penggunaan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2011 sejumlah USD 85.073.777 sebesar 26 persen di antaranya sebagai dividen.

"Sebagai dividen tunai sebesar USD 22.531.772 kepada 2.941.996.950 saham atau sama dengan USD 0,00766 per saham," ujarnya.

Selain itu disepakati untuk membukukan sisa dari laba bersih tahun 2011 sebesar USD 62.542.005 sebagai laba ditahan. Kemudian pemegang saham menyepakati memberikan kuasa dan wewenang kepada direksi perseroan untuk melakukan segala tindakan dalam melaksanakan pembayaran dividen tunai tersebut kepada masing-masing pemegang saham, termasuk mengumumkan dalam surat kabar harian mengenai tata cara dan jadwal pembayaran dividen tunai tersebut. Belum dijelaskan kapan dividen tunai itu akan dibagikan kepada para pemegang saham.

Lukman mengatakan, pihaknya juga menetapkan gaji dan tunjangan yang akan diberikan kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk tahun buku 2012 termasuk pajak maksimum sebesar USD 5,8 juta. "Berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012," terangnya.

Di luar itu, Direktur Operasi Medco, Frila B Yaman, mengatakan perseroan berencana untuk melanjutkan eksplorasi di blok Rimau PSC di Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan, dan blok Senoro Toili PSC di Sulawesi Tengah. Sampai dengan April, biaya kegiatan seismik di kedua lokasi itu mencapai USD 4.937.281. Sebesar USD 3.445.219 di antaranya untuk biaya blok Rimau dan sisanya biaya blok Senoro Toili.

Sampai dengan akhir April 2012, kedua blok tersebut belum membuahkan hasil setelah dilakukan survey topografi dan survey seismic pada akhir tahun 2011. Blok Rimau PSC semula dikelola oleh PT Stanvac Indonesia yang kepemilikannya terdiri atas 50 persen Exxon dan50 persen Mobil Oil. PT Medco E & P Indonesia mengambil alih 100 persen kepemilikan dari pemegang saham keduanya pada tanggal 22 Desember 1995.

Saat ini perseroan memiliki Working interest di blok ini sebesar 95 persen bersama perusahaan daerah pertambangan dan energi Sumsel sebesar 5 persen. Kontrak untuk blok ini telah diperpanjang hingga 22 April 2023

Sementara untuk Blok Senoro Toili PSC di Sulawesi Tengah dikelola oleh JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi (JOB P-MTS) dimana pertamina memiliki 50 persen, PT Medco E&P Tomori Sulawesi memiliki 30 persen, dan Tomori E&P Limited sebesar 20 persen. Blok ini diambil alih dari JOB Pertamina - ARCO - UTTI di tahun 2000.

Blok ini sudah mempunyai satu lapangan minyak Tiaka, 1 lapangan minyak dan gas Cendanapura dan 1 lapangan gas Senoro. "Kami berencana melanjutkan pekerjaan shot hole drilling dan persiapan recording untuk darat dan transisi. Mulai recording 2 Mei 2012," ungkapnya.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... All-New Mazda CX-5, Tawarkan Kelas Sport dan Touring


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler