BANDA ACEH-Media cetak dan online baik lokal maupun nasional diharapkan mampu menerapkan kampanye Syariat Islam. Pemberitaan yang sangat bebas atau nyaris tanpa batas, menyebabkan media melanggar etika.
Terhadap korban razia pelanggaran Syariat Islam, media jangan menonjolkan korbannya. Media dan Jurnalis harus teliti memilah dan memilih antara fakta yang boleh diberitakan atau tidak. Hal ini dikatakan Ketua AJI Banda Aceh, Maimun Saleh, saat mengisi diskusi dengan tema, ”Mencari Format Pemberitaan Syariat Islam yang Sehat”, di Hermes Palace Hotel, Rabu (21/3)
Dikatakannya, dengan program ini akan memberikan manfaat bagi jurnalis dan para redaktur media, sebagai target pemantauan media yang ada di Aceh.
Dikatakan, tujuan workshop ini paling tidak ada tiga yakni, menyamakan persepsi antara petinggi media dan pekerja di lapangan dalam meliput dan memberitakan seputar penegakan Syaraiat Islam. Mendorong media dan pekerjanya mengedepankan etika jurnalis dan azas praduga tidak bersalah dalam pemberitaan. Membuka ruang publik untuk memberi masukan dan teguran terhadap peliputan dan pemberitaan yang menyalahi etika dan kepentingan umum.
Dijelaskannya, media harus menggunakan bahasa yang sopan dan jernih. “Media diharapkan dapat menonjolkan berita yang bernuansa syariat Islam bagi pembacanya," akunya. Seminar ini bekerja sama dengan Ford Foundation, atau FGD. Sebagai pemateri Ketua AJI Banda Aceh, Maimun Saleh, Peneliti Media, Fahmi Yunus, Dewan Pers, Agus Sudivio. (mag-38)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belasan Rumah Rusak Diterjang Puting Beliung
Redaktur : Tim Redaksi