MOSKOW - Jatuhnya pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor beberapa waktu lalu diyakini akibat manuver berbahaya yang dilakukan oleh sang pilot. Hal ini dibeber sebuah koran terbitan Rusia, Ria Novosti, Kamis (7/6) yang mengutip keterangan seorang sumber yang dekat dengan proses investigasi kecelakaan pesawat tersebut.
Seperti diketahui, Sukhoi yang naas itu sedang dalam uji coba penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta ketika tiba-tiba menabrak gunung berketinggian 2,200 meter tersebut pada tanggal 9 Mei lalu. Akibatnya, 45 orang yang berada di dalam pesawat –umumnya merupakan perwakilan maskapai penerbangan Indonesia yang akan membeli pesawat tersebut- meninggal di tempat kejadian.
Menurut sumber yang dikutip Ria Novosti dari sebuah tabloid di Moskow, data dari alat perekam penerbangan menunjukkan navigator pesawat telah memperingatkan pilot Alexander Yablonstev bahwa pesawat tersebut sedang mendekati sebuah gunung. "Yablonstev tidak menghiraukan peringatan tersebut," kata sang sumber kepada tabloid Moskovsky Komsomolets.
Ditambahkan sang sumber, Yablontsev juga tidak mengindahkan peringatan dari sistem pendeteksi ketinggian pesawat yang disebut Terrain Warning and Awareness System.
Sebelumnya, para penyelidik penerbangan dari Indonesia ataupun Rusia menyatakan, pesawat naas tersebut sama sekali tidak mengalami kendala teknis sampai beberapa saat sebelum tabrakan. Namun pihak yang berwenang pada saat itu mengatakan masih terlalu dini untuk menyalahkan sang pilot atas musibah tersebut.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lumpuhkan Penjahat dengan Kutang Bersenjata
Redaktur : Tim Redaksi