Megawati Curiga Kasus Emir Moeis Bermuatan Politis

Sabtu, 28 Juli 2012 – 07:16 WIB

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri merasa curiga karena salah satu kadernya, Emir Moeis dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus korupsi. Megawati pun merasa ada unsur politis di balik kasus Emir.

"Kalau istilahnya diincar, memang iya," kata Megawati dalam jumpa pers usai acara buka puasa bersama di DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung Jakarta Selatan, Jumat (27/7) malam.

Megawati pun mengaku kaget saat KPK tiba-tiba mencegah Emir agar tidak bisa ke luar negeri dan tak berapa lama kemudian mengumumkannya sebagai tersangka korupsi. Saat nama Emir tiba-tiba mencuat sebagai tersangka korupsi pada Rabu (25/7) lalu, Megawati mengaku tengah berada di Bali.

"Saya kemarin masih berada di Bali ada acara pelantikan Bupati Buleleng, sangat terperangah sekali. Apa sebetulnya persoalannya?" ucapnya.

Keterkejutan Megawati karena akhir-akhir ini pemberitaan korupsi masih seputar proyek Hambalang, kasus suap PON dan suap pembahasan angaran pengadaan Alquran. "Kok sekarang Emir, sebetulnya ada apa toh?" katanya dengan nada heran.

Presiden kelima RI itu mengaku sudah memanggil Emir untuk menjelaskan duduk perkara sebenarnya. Megawati menegaskan, Emir tentunya lebih tahu salah atau tidak dalam kasus suap PLTU Tarahan itu.

"Tapi Emir sendiri bilang katanya nggak tahu mengapa jadi begini. Saya bilang yang tahu kamu (Emir) salah atau tidak ya kamu sendiri," katanya.

Namun demikian Megawati tetap menduga ada aropa politis di balik penetapan Emir sebagai tersangka korupsi. "Ini seperti saya bilang sejak awal, tebang pilih itu betul-betul ada," ucapnya.

Seperti diketahui, Emir sudah ditetakan sebagai tersangka sejak Jumat (20/7) pekan lalu. Namun KPK baru mengumumkan status Emir sebagai tersangka pada Kamis (26/7) lalu.

KPK menyangka Emir dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR periode 1999-2004 dan 2004-2009, menerima uang lebih dari USD 300 ribu dari PT Alstom Indonesia terkait proyek PLTU Tarahan di Lampung Selatan.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Haram Muslim DKI Pilih Jokowi-Ahok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler