Megawati Mendorong Indonesia dan ASEAN Berkolaborasi Hadapi Tantangan Ketahanan Pangan

Raih Gelar Doktor Kehormatan dari UTAR

Senin, 02 Oktober 2023 – 18:32 WIB
UTAR Malaysia menganugerahi gelar doktor kehormatan (honorary dictorate/HC) bidang ilmu sosial kepada Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri. Foto: Tim Dokumentasi Megawati

jpnn.com - KUALA LUMPUR - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka penganugerahan gelar doktor honoris causa dari Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Selangor, Malaysia, Senin (2/10), sempat menyinggung soal ancaman ketahanan pangan bagi negara di dunia. 

Ketahanan Pangan terancam akibat krisis iklim dipicu pemanasan global, maupun situasi geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina. Oleh karena itu, Megawati yang juga ketua umum PDIP itu mendorong Indonesia dan negara-negara ASEAN berkobalorasi menghadapi tantangan ketahanan pangan di tengah pemanasan global dan konflik geopolitik dunia.

BACA JUGA: Dari Malaysia, Motor Listrik Indonesia Menginvasi Pasar ASEAN

“Makanya mengapa tadi saya memberikan usulan untuk awal mula, ASEAN sebagai bagian Asia, untuk bisa berkolaborasi, bukan hanya dalam rangka untuk saling berdiskusi, tetapi juga melakukannya dalam sebuah kenyataan,” kata Megawati saat ditanya wartawan lebih jauh atas masalah pangan itu, Senin (2/10), dikutip dari keterangan resminya.

“Sebagai sebuah contoh, penghasil beras itu Indonesia, Thailand, Vietnam, Kamboja yang menurut saya akan mulai sulit untuk melakukan ekspor. Karena masing-masing negara pasti sekarang ini berupaya untuk berasnya bagi kemaslahatan di internalnya dahulu (dikonsumsi sendiri, red),” tambah Megawati.

BACA JUGA: Pemuda ASEAN Bersatu di Bali: Perkuat Toleransi Antarumat Beragama Lewat Platform Digital

Megawati selaku ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah berbicara tentang hal ini dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Bu Mega, panggilan akrab Megawati, ketahanan pangan itu tak bisa dilakukan seketika, sehingga kerja mencapainya harus dikerjakan sejak awal dan tidak ditunda-tunda.

Di BRIN sendiri, ada kebih dari 10 ribu periset yang bisa bekerja untuk mencari cara terbaik mencapai ketahanan pangan. Selain itu, mereka diharapkan bisa berkolaborasi dengan periset dari negara ASEAN.

BACA JUGA: Makassar Bersiap Selenggarakan Forum ASEAN untuk Penyandang Disabilitas

“Sehingga kalau ini pun segera dilakukan sebuah pertemuan yang berkala dan terus diimplementasikan dengan hal-hal yang telah didiskusikan itu. Karena bagi kami, seperti pengadaan beras, bukan hanya masalah tanah saja, tetapi juga benih mesti diperhitungkan,” katanya.

Ada berbagai hal lain yang harus disiapkan terkait isu ketahanan pangan.

Misalnya, kata Megawati, soal jumlah produksi beras yang cukup bagi sebuah negara untuk konsumsi dalam negeri, hingga masalah lahan yang harus disiapkan.

“Saya sebagai ketua Dewan Pengarah BRIN mengkhawatirkan, karena dilakukan pengalihan tanah subur, ketika kemarin memberikan pidato pembukaan rakernas partai, saya juga mengatakan untuk berhenti melakukan pengalihan tanah subur di Indonesia,” pungkasnya. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler