Megawati: Nyuwun Sewu Ada yang Bisik-Bisik, Ibu Sri Mulyani Ketat apa Pelit?

Senin, 25 November 2019 – 22:35 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani agar tak pelit-pelit untuk rakyat. Bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan itu berkali-kali mengucap 'nyuwun sewu' kepada mantan Direktur Bank Dunia itu.

Nyuwun sewu adalah bahasa Jawa yang maknanya adalah kerendahan hati untuk meminta sesuatu. Dalam hal ini adalah agar Sri Mulyani tak pelit-pelit mengeluarkan dana negara bila menyangkut kemanusiaan dan nasib rakyat.

BACA JUGA: Bu Mega Kaget Banyak Menteri Datang di Acara BMKG

Hal itu terungkap saat Megawati hadir di acara penganugerahan 'Tokoh Pelopor Penguatan dan Modernisasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk Kemanusiaan dan Lingkungan'.

Megawati menerima anugerah dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (25/11). Kebetulan, banyak jajaran menteri kabinet yang hadir termasuk Menkeu Sri Mulyani.

BACA JUGA: Ada Nama Sri Mulyani di LSM Bloomberg, Misbakhun Khawatir Rahasia Negara Bocor ke Asing

Saat itu Megawati bercerita tentang kunjungannya ke BMKG-nya Tiongkok. Di sana, Megawati mendapatkan demo kecanggihan teknologi negeri itu dalam mendeteksi gempa serta penyebaran informasinya ke masyarakat.

"Saya diminta hentakkan kaki kuat-kuat. Lalu alarm bunyi dan tiba-tiba semua alat di situ hidup. Ternyata kuatnya hentakan kaki saya itu 8,7. Jadi inti untuk Ibu Sri. Saya nyuwun, kalau saya pikir, kenapa di RRT itu bisa menyala dan menggambarkan real time-nya dan itu sudah dua menit loh," kata Megawati.

BACA JUGA: Soal Desa Hantu, Bupati Cantik Ini Sentil Sri Mulyani

"Kapan kita punya yang begini? Ini saya kayak cerita 1.001 malam. Tapi iya, jangan kalau sudah kejadian baru orang-orang gugup tak jelas," kata Megawati.

Megawati mengaku pihak Tiongkok enggan menjelaskan detail mengenai teknologi itu, karena menjadi rahasia negara.

Karena itu, saat kembali ke Indonesia dia langsung mencari ahli yang bisa menjelaskan kecanggihan teknologi di Tiongkok.

Ahli yang dicarinya ada dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Oleh sang ahli, Megawati diberi penjelasan bahwa kuncinya adalah satelit.

Menurut ahli itu, satelit Indonesia ditempatkannya di sekitar kutub. Sebaiknya satelit Indonesia ditaruh di wilayah katulistiwa sesuai dengan keberadaan Indonesia. Sayangnya, harga alat teknologi canggih itu sangat mahal.

"Saya langsung bertanya berapa harga satu satelit. Ini mumpung ada Bu Ani. Saya nyuwun lah. Enam menit itu berharga dan kami sayang nyawa. Katanya harganya Rp 1,4 triliun. Saya bilang, why not kalau untuk menolong manusia sebegitu banyak," kata Megawati.

"Jadi tolong dihitung. Kalau mungkin kerja sama dengan siapa gitu. Karena ini untuk kemanusiaan dan rakyat kita," tambahnya.

Megawati lalu berbicara panjang lebar soal bagaimana Indonesia harus meniru Jepang dalam menghadapi bencana alam. Dimintanya agar pelajaran siaga bencana masuk ke dalam kurikulum pendidikan.

Putri Bung Karno itu bicara juga soal potensi bencana akibat megathrust, khususnya untuk Kota Jakarta. Megawati menilai harus ada barikade pemadam kebakaran yang siap menangani bila prediksi bencana alam itu menjadi kenyataan.

Dia kembali meminta kepada Menteri Sri Mulyani untuk memperhitungkan dana bagi kecepatan penanganan bencana tersebut.

"Tolong ke ibu menteri, kalau ada seser seser gitu," kata Megawati yang membuat hadirin acara tertawa.

"Nyuwun sewu loh. Ada yang bisik-bisik, Ibu (SMI, red) ketat gitu, apa pelit, saya tidak tahu. Coba tanya saja ke orangnya sendiri. Nyuwun sewu loh," kata Megawati lagi. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler