jpnn.com, SURABAYA - Meikarta memang baru dikenal publik dalam tiga bulan terakhir.
Namun, proyek ambisius Lippo Group itu berhasil membukukan pemesanan hingga 100 ribu unit.
BACA JUGA: Deddy Mizwar Minta Lippo Segera Hentikan Proyek Meikarta
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya menyatakan, pemesanan itu bahkan melebihi penjualan apartemen selama setahun yang mencapai 10–12 ribu.
Dia menuturkan, Meikarta mengembangkan community building.
BACA JUGA: Properti Belum Berkontribusi Signifikan pada Pertumbuhan Ekonomi
Konsep tersebut mensyaratkan pengembangan fasilitas pendukung untuk menghidupkan suatu kawasan.
’’Bukan hanya hunian, tapi mulai komersial dan industrial juga hidup. Ditambah fasilitas seperti pendidikan dan kebutuhan lain,’’ papar Ketut saat berkunjung ke Jawa Pos, Selasa (29/8).
BACA JUGA: Lippo Group Bangun Megaproyek Rp 278 Triliun
Meikarta dibangun di atas lahan seluas 500 hektare.
Selain hunian, ada kawasan komersial dan industri.
’’Kami juga menyiapkan 100 hektare untuk taman yang dibangun selama empat bulan saja,’’ tuturnya.
Lippo Group berkeyakinan bahwa pengembangan perkotaan mesti menunjang kebutuhan manusia.
Direktur PT Lippo Karawaci Tbk Alwi Sjaaf menjelaskan, Indonesia belum memiliki kota yang bisa memenuhi prasyarat itu.
Selama, ini manusia hanya ditempatkan sebagai penunjang perkembangan kota tersebut.
’’Manusia dipandang sebagai secondary. Dampaknya, manusia menjadi tidak bisa hidup di kota,’’ ujarnya.
Karena itu, sudah semestinya arah pengembangan kota berorientasi kepada manusia.
Di luar negeri, sebagian besar perkotaan terkoneksi oleh akses. (res/c22/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Akui Naik Helikopter demi Bertemu Ahok, Tapi...
Redaktur & Reporter : Ragil