jpnn.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo tak bergeming dari tempat duduk meski panas matahari begitu menyengat saat berada di Panggung Lapangan Open Space Gallery Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar), Selasa (13/6/2023).
Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju itu tampak menikmati penampilan 15 pelajar SDN 1 Cigaduk, Kabupaten Kuningan yang menyajikan beragam permainan tradisional pada acara pembukaan Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTRADNAS) 2023.
BACA JUGA: Menpora Dito Sambut Baik Kolaborasi Kemenpora dengan Satgassus Pencegahan Korupsi Polri
Kegiatan ini diikuti 27 Provinsi dan 8 Kabupaten/Kotamadya.
Penonton yang hadir pada event yang diinisiasi Kemenpora itu memang belum mencapai puluhan ribu. Namun, Menpora Dito menyebut POTRADNAS ini sebagai misi penyelamatan budaya Indonesia dari pengaruh budaya asing di era digitalisasi.
BACA JUGA: Kemenpora Jalin Kerja Sama dengan GSIC, Ini Tujuannya
"Memang antusias masyarakat belum mencapai puluhan ribu menyaksikan PODTRADNAS di Kuningan, Jawa Barat ini, tetapi kami telah menjalankan misi penyelamatan budaya Indonesia dari pengaruh budaya asing di era digitalisasi."
BACA JUGA: Kemenpora Gelar POTRADNAS IX Tahun 2023, Ini 5 Olahraga Tradisional yang Dimainkan
"Anak-anak muda diharapkan tetap tertarik bergabung di jalur olahraga tradisional. Olahraga tradisional itu terbentuk dari sejarah dan budaya yang merupakan cikal bakal nilai fiosofi ke-Indonesiaan dan nusantara, di mana sportivitas dan gotong royong merupakan kebudayaan asli Indonesia," ucap Menpora Dito.
Menurut Dito, POTRADNAS yang mempertandingkan lima cabor ini juga bertujuan melestarikan olahraga tradisional agar lebih berkembang.
Kini, 11 cabang olahraga tradisional pun bakal dipertandingkan pada Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) yang akan digelar di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 2-9 Juli 2023.
"Di POTRADNAS kali ni memang masih 5 cabang olahraga tradisional, tetapi di FORNAS nanti ada 11 cabor tradisional yang diperlombakan. Jadi, PORTRADNAS ini sebagai Pra event FORNAS," jelasnya.
Selain melestarikan budaya Indonesia, kata Dito, Kemenpora akan berusaha mendorong olahraga tradisional Indonesia untuk bisa dipertandingkan pada multi event internasional. Salah satunya, Dito menyebut cabang olahraga pencak silat.
"Ada dua cabang olahraga tradisional potensial, yakni pencak silat dan Hadang. Kini, kami akan mendorong pencak silat untuk bisa dipertandingkan di Olimpiade," jelasnya.
Secara khusus Menpora Dito juga memberikan apresiasi kepada Raffi Ahmad dan Desta yang dalam platform digitalnya mempertandingkan olahraga tradisional.
"Ke depan, kami berharap olahraga tradisional ini bisa ditayangkan di televisi, dan juga bisa dikembangkan sebagai sports tourism dan sports industry," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Menpora Dito mengaku senang berada di Kawasan bersejarah Linggarjati Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang merupakan tempat perundingan Indonesia dan Belanda pasca-kemerdekaan.
Dia menyebut tempat ini bagian tidak terpisahkan dari perkembangan Indonesia sebagai bangsa merdeka.
"Hari ini kita berkumpul di tempat ini untuk melestarikan tradisi bersejarah yang sudah turun temurun, yaitu permainan tradisional yang sudah dikemas menjadi olahraga tradisional," katanya.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam berbagai sendi kehidupan, kata Dito, menjadi tantangan tersendiri dalam upaya menjaga dan melestarikan tradisi permainan tradisional.
Namun, dia yakin tradisi tersebut bisa terjaga dengan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.(dkk/jpnn)
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Amjad